MEDAN - Meningkatnya nilai bitcoin dalam waktu cepat bisa membuat seseorang jadi kaya. Di sisi lain, bitcoin juga bisa membuat seseorang jatuh miskin dalam waktu singkat. Bitcoin menjadi mata uang kripto yang paling populer di antara yang lain.
Tidak sedikit orang mulai melakukan penambangan (mining) secara masif. Faktanya, aktivitas penambangan bitcoin ini harus menggunakan perangkat komputer yang memiliki performa tinggi. Sebagian penambang menggunakan perangkat laptop gaming untuk meraup bitcoin sebanyak mungkin.
BACA JUGA:
Penambangan Bitcoin Menggunakan Komputer Canggih
Artinya, aktivitas mining tidak bisa dilakukan dengan perangkat komputer dengan spesifikasi rendah. Maraknya penambangan ternyata mengkonsumsi daya listrik yang sangat tinggi.
Menurut profesor ekonomi dari Universitas New Mexico, Benjamin Jones mengatakan bahwa aktivitas penambangan lebih tinggi dari pasokan listrik sebuah negara.
“Secara historis lebih banyak dari (yang digunakan) seluruh negara, seperti Irlandia,” ujar Jones sebagaimana yang dikutip dari The Guardian.
Untuk menambang mata uang kripto ini miner harus memecahkan sejumlah algoritma yang rumit dan membutuhkan daya listrik yang sangat tinggi. Pada mulanya, aktivitas penambangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan komputer biasa sejak pertama kali diciptakan pada 2009 lalu.
Miner yang ingin menambang bitcoin dalam jumlah yang banyak harus memecahkan algoritma yang lebih sulit dari sebelumnya. Kini, sebanyak 18,5 juta bitcoin sudah ditambang dari total 21 juta bitcoin.
Benjamin Jones mengungkapkan bahwa listrik yang digunakan untuk aktivitas ini telah mencapai puluhan terawatt listrik untuk setiap tahunnya.
Berdasarkan prediksi Center for Alternative Finance dari Cambridge pemakaian daya listrik yang digunakan untuk menambang bitcoin diperkirakan sudah mencapai lebih dari 115 terawatt jam. Digicomist juga melaporkan bahwa sudah 80 terrawatt listrik yang dikonsumsi untuk aktivitas penambangan ini.
Tidak hanya aktivitas menambang bitcoin yang membuat boros listrik, ternyata transaksi bitcoin juga lebih boros daripada aktivitas online lain. Digicomist mengatakan bahwa satu aktivitas transaksi bitcoin bisa menghasilkan karbon yang setara dengan 680 ribu transaksi dengan menggunakan Visa. Transaksi bitcoin juga setara dengan 51.210 jam yang dihabiskan untuk menonton YouTube.
Meskipun demikian, aktivitas penambangan atau transaksi bitcoin ini membutuhkan konsumsi daya listrik yang menggunakan batu bara. Aktivis lingkungan mengungkapkan para miner lebih memilih untuk mencari tempat dengan listrik murah.
Hal ini berarti, listrik yang digunakan adalah listrik yang menggunakan batu bara. Berdasarkan laporan dari Cambridge, yang menyatakan bahwa penambang bitcoin paling banyak dilakukan di China.
Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Penambangan Bitcoin Boros Listrik, Begini Menurut Ahli
Selain alasan penambangan Bitcoin boros listrik, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!