MEDAN - Bareksrim menyatakan turun tangan menyelidiki dugaan kebocoran 1,3 juta data pengguna aplikasi electronic Health Alert Card (eHAC). Nantinya, Direktorat Tindak Pidana Siber yang akan mengusut persoalan tersebut.
"Iya, Polri bantu penyelidikan juga," ucap Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Rabu, 1 September.
BACA JUGA:
1,3 Juta Data eHAC Bocor yang Jadi Bagian dari PeduliLindungi
Meski demikian, Argo tak merinci proses penyelidikan yang sudah dilakukan sejauh ini. Kemungkinan besar penyelidikan itu masih dalam tahap pencarian informasi perihal kebocoran data tersebut.
"Secara teknis biarkan penyidik Cyber bekerja," singkat Argo.
Ada pun, sistem electronic Health Alert Card (eHAC) menjadi bagian dari aplikasi PeduliLindungi yang sedang digalakkan pemerintah untuk berbagai keperluan testing dan tracing, termasuk memasuki mall, restoran dan hotel harus diupdate.
Data-data yang dikabarkan bocor dan terekspos adalah nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, foto pribadi, nomor induk kependudukan, nomor passport, hasil tes COVID-19, identitas rumah sakit, alamat, nomor telepon dan beberapa data lainnya.
Dugaan kebocoran data terjadi di aplikasi eHAC yang lama. Meski, aplikasi tersebut sudah tak lagi digunakan sejak 2 Juli 2021.
Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Bareskrim Turun Tangan Usut Dugaan Kebocoran 1,3 Juta Data eHAC
Selain 1,3 Juta Data eHAC Bocor, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!