Silakan Jenderal Andika Maju di Pilpres Tapi Ada Dulu Prestasinya
Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa/Antara

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, memberi ucapan selamat kepada Jenderal Andika Perkasa yang telah disetujui DPR RI sebagai Panglima TNI. 

"Selamat menjalankan tugas sebagai panglima TNI," ujar Jazilul kepada VOI, Selasa, 9 November. 

Soal Jenderal Andika yang disebut berpeluang pada Pilpres 2024, Gus Jazil, sapaannya, mempersilakan jika Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu berniat maju menjadi calon presiden. Tentunya, jika Jenderal Andika sudah menyelesaikan masa tugasnya di TNI. 

"Silakan maju menjadi Capres kalau sudah purnatugas. Itu hak politik yang dijamin konstitusi," kata Gus Jazil. 

Namun, Wakil Ketua MPR itu menilai Jenderal Andika harus fokus dulu menjalankan tugasnya sebagai Panglima TNI baru. Andika, kata dia, harus dilihat dulu prestasi yang diukir selama menjabat posisi tersebut. 

"Hemat saya fokus buktikan mampu mengukir prestasi pada jabatan yang diemban saat ini. Rasanya sulit maju tanpa prestasi nyata," kata Jazilul Fawaid. 

Sebelumnya, Sekjen Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Said Salahudin menilai jabatan Panglima TNI membuka peluang Jenderal Andika Perkasa turut meramaikan bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

"Walaupun saya percaya Pak Andika akan berpegang teguh pada Sapta Marga dan tidak akan pernah mau memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan Pilpres, tetapi kalau rakyat menginginkan beliau, mau bilang apa? Itu kan hak rakyat yang tidak boleh dibatasi," ujar Said dalam keterangannya, Minggu, 7 November. 

Menurutnya, persetujuan DPR atas pencalonan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI tampaknya bakal mempengaruhi peta Pilpres 2024. Meski selama ini namanya belum muncul dalam hasil survei, tapi Said memprediksi, satu tahun ke depan situasinya akan lain. Dia meyakini, nama Jenderal Andika bisa saja moncer dalam hasil survei sebagai kandidat capres potensial.

"Rakyat itu kan simpel aja cara berpikirnya. Mereka akan mencari sosok yang menurut nalar subjektifnya memiliki kecakapan tertentu. Ada yang senang dengan figur berlatar belakang militer karena tidak diragukan semangat NKRI-nya. Ada yang senang dengan penampilan fisik yang gagah dan murah senyum, dan sebagainya," jelas Said.