Pengguna Internet di Indonesi Tinggi, Tapi Ironis 60 Persen Lebih Percaya Berita Hoaks
Pemeriksa fakta senior Mafindo, Dedy (Kiri) saat acara diskusi peran media di tengah informasi Hoaks (ANTARA)

Bagikan:

MATARAM - Masyarakat anti fitnah Indonesia (Mafindo) menyatakan, hasil survei kepercayaan masyarakat Indonesia atas informasi hoaks atau berita palsu saat ini cukup tinggi.

"Angka warga yang terpapar informasi hoaks itu hampir 60 persen dari jumlah pengguna internet di Indonesia," kata pemeriksa fakta senior Mafindo Dedy Helsyanto saat acara diskusi peran media di Mataram, Antara, Selasa, 28 Desember. 

Ironisnya, angka warga yang percaya dengan berita palsu setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Di satu sisi jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 70 persen dari jumlah penduduk 200 juta lebih yang tersebar di semua provinsi.

"Setiap tahun ada peningkatan angka kepercayaan hoaks yang terjadi dengan meningkatnya jumlah penggunaan media sosial," katanya.

Sementara hanya beberapa persen warga Indonesia saja yang mampu mengenali hoaks, salah satunya adalah peran media dan jurnalis dalam melawan informasi hoaks.

"Kebanyakan hoaks yang ditemukan terkait isu sosial politik, sara, kesehatan, berita duka, kecelakaan dan lowongan pekerjaan," katanya.

Ia mengatakan, media telah memberikan kontribusi banyak bagi kemajuan masyarakat dan daerah, sehingga peran media dan jurnalis melawan hoaks sangat diharapkan, karena telah melalui kode etik jurnalis sesuai aturan.

"Tidak ada berita hoaks yang dibuat oleh media," katanya.

Oleh sebab itu, sangat diharapkan peran media dan jurnalis dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk melawan penyebaran informasi hoaks di era digital saat ini.

"Mari kita sama-sama melawan informasi hoaks tersebut," katanya.