Antisipasi Lonjakan Kasus Akibat Omicron, Pemerintah Siapkan Tempat Tidur hingga Konsentrator Oksigen
Menkes Budi Gunadi Sadikin/DOK Kemenkes

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah sudah mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron dengan melakukan sejumlah hal. Termasuk, menyiapkan ratusan ribu tempat tidur untuk merawat pasien dan menyediakan pasokan oksigen.

"Jumlah tempat tidur di Indonesia ada sekitar 400 ribu, 30 persennya atau 120 ribu kita dedikasikan ke (pasien, red) COVID yang sekarang terisi sekitar 2.400-2.500. Jadi masih ada room lebih dari 110 ribu," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 3 Januari.

Pemerintah juga menyediakan oksigen untuk menghadapi lonjakan kasus akibat varian Omicron. Upaya ini, kata dia, belajar dari kelangkaan oksigen saat varian Delta baru merebak di Tanah Air.

Saat itu, sambung Budi, kebutuhan oksigen melonjak dari 700 ton per hari menjadi 2.200 ton per hari. Sehingga, saat ini, pemerintah telah menyiapkan puluhan ribu konsentrator oksigen.

"Apa yang sudah kita lakukan, kita sesudah puncak Juli kemarin sudah mendatangkan 16 ribu oxygen concentrator yang kita kirim ke seluruh rumah sakit di seluruh Indonesia terutama yang akses oksigennya susah," ungkap mantan Wakil Menteri BUMN itu.

"Ini setara dengan 800 ton per hari. (Jadi nanti, red) tinggal dicolokin listrik, dia bisa mengeluarkan oksigen (kemudian, red) kita hisap," imbuh Budi.

Selanjutnya, pemerintah juga sudah menerima dan tengah memasang 70 persen oxygen generator. "Ini oksigen yang besar dan yang bisa menyuplai satu rumah sakit dan juga bisa buat pengisi tabung. Itu sudah kita siapkan," jelasnya.

Langkah berikutnya, pemerintah sudah menyiapkan obat-obatan. Salah satunya, obat antivirus Molnupiravir yang sudah diimpor.

Budi mengatakan, obat tersebut sudah ada tapi masih disimpan. "Kalau nanti ada apa-apa kita sudah siapkan obatnya karena ini terbukti bisa mengurangi laju masuknya ke rumah sakit untuk orang-orang yang terkena COVID yang saturasinya masih di atas 94 persen," ungkapnya.

Menkes memaparkan saat ini terdapat 152 kasus varian Omicron di Tanah Air. Angka ini membuat Indonesia berada di urutan 40.

Adapun negara yang paling banyak terpapar Omicron adalah Inggris, Denmark, dan Amerika. "Itu semuanya di atas 20 ribu (kasus, red)," katanya.

Sementara untuk Afrika Selatan kini mengalami penurunan menjadi 1.800 kasus. Kemudian di Asia Tenggara, Singapura mencatatkan angka 1.600 kasus positif varian Omicron; Thailand 1.500 kasus.

"Indonesia ada di posisi 40, jumlahnya per hari ini 152 ada tambahan 16 dibanding dua hari yang lalu dan semuanya berasal dari pelaku perjalanan luar negeri," pungkasnya.