COVID-19 Varian Omicron Masuk Indonesia, Epidemiolog: Bisa Mengakibatkan Kematian
Photo by engin akyurt on Unsplash

Bagikan:

MEDAN - Kini dunia sedang dikhawatirkan oleh COVID-19 varian Omicron. Terkait dengan itu, Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan omicron bukan varian lemah yang bisa dianggap remeh oleh masyarakat.

Omicron Tetap saja punya risiko gejala berat hingga kematian

"Omicron tidak lemah. Varian ini terkesan lemah kalau menular pada orang yang sudah memiliki imunitas, baik karena sudah divaksin atau sudah terinfeksi kemudian sudah divaksin," kata Dicky Budiman di Jakarta, Senin 7 Februari dikutip dari Antara.

Dia berharap masyarakat tidak menganggap remeh COVID-19 varian omicron. Kondisi ini harus masyarakat hadapi dengan memastikan diri telah mendapatkan dosis vaksin lengkap dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia itu mengatakan banyak orang di berbagai negara menderita gejala berat akibat Omicron karena belum vaksin. Masyarakat yang belum vaksin salah satu faktor yang membuat penyebaran Omicron jauh lebih cepat ketimbang varian Delta.

Ia mengatakan upaya mitigasi perlu ditingkatkan oleh masyarakat.

"Ini bicara ketaatan kita dalam disiplin protokol kesehatan 5M, penguatan deteksi dini ditingkatkan, dan tentu akselerasi vaksinasi,” katanya.

Dicky mengatakan varian Omicron memiliki risiko kematian pada sejumlah kondisi tertentu.

"Ini artinya kita enggak bisa menempatkan atau anggap ah saya sudah terinfeksi, belum vaksinasi pun biarin itu enggak berbahaya. Pada orang yang sudah vaksinasi pun tetap ada kematian, walaupun jauh lebih kecil, apalagi belum divaksinasi, bahaya banget,” ujarnya.

Dicky juga mengingatkan protokol kesehatan 5M masih sangat relevan dan diperlukan untuk membantu penguatan fungsi atau manfaat dari vaksinasi. Selain itu, testing, tracing dan treatment atau 3T.

“Karena masih ada dari kelompok masyarakat kita ini yang belum divaksinasi, masih ada yang meskipun sudah divaksinasi ternyata menurun proteksinya, sehingga itu perlu dilindungi, dengan cara memakai masker, jaga jarak, dan menghindari kerumunan,” katanya.

Jika beberapa hal itu tidak dilakukan, dia menilai kecepatan penyebaran varian Omicron tidak bisa dikejar. “Sehingga akhirnya mereka terpapar yang berisiko tinggi ini, yang lansia dan sebagainya, sehingga mereka ini jadi korban masuk rumah sakit terus meninggal, ini harus jadi perhatian penting,” katanya.

Dicky mengingatkan bahwa virus ini merupakan satu penyakit yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat. “Jika perilaku yang menurun atau abai, ini cepat menyebar karena virus ini tidak menyebar dengan sendirinya, dia menyebar karena dibawa orang, dan oleh karena itu harus tetap disiplin sampai nanti sudah banyak orang divaksinasi harus di atas 90 persen sebetulnya,” ujarnya.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Jangan Pernah Anggap Omicron Lemah

Selain COVID-19 Varian Omicron , ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!