Perumusan Nama BEM Kampus Pertama, Pengamat Hukum Tata Negara Ini Bawa-bawa Nama Anies Baswedan, Simak!
Anies Baswedan kuliah di UGM Yogyakarta (kiri) dan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta (kanan). (dok. FB dan IG pribadi)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat hukum tata negara Refly Harun bercerita tentang pembentukan nama lembaga kemahasiswaan di Indonesia, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Dia bilang Anies Baswedan ikut merumuskan nama BEM yang dahulunya lebih dikenal Senat atau Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) tersebut.

Hal itu dikatakan Refly di kanal YouTubenya, Refly Harun. Awalnya ia menjelaskan tentang perjalanan nama BEM di tempatnya mengenyam pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Saat itu Refly satu kampus dengan Anies dan Ganjar Pranowo.

"Dahulu namanya BPM Senat, waktu saya baru masuk itu Badan Perwakilan Mahasiswa, Senat itu lembaga eksekutifnya. Tapi istilah Senat itu tidak cocok untuk lembaga eksekutif, maka BPM dibuang, Senat dipertahankan untuk mengganti BPM, dan nama Senat menjadi BEM, Badan Eksekutif Mahasiswa," urai Refly.

Refly tidak menyangka nama BEM kini menjadi lembaga eksekutif populer di tingkat pendidikan tinggi di Tanah Air. BEM diketahui dipimpin oleh seorang Presiden Mahasiswa atau Ketua BEM. Dahulu, kata Refly, nama BEM kalah beken dengan organisasi kemahasiswaan Senat atau BPM.

"Dan tak dinyana nama BEM itu menjadi ngetop sekali. Waktu itu kalau tidak salah diskusinya zaman saya sama Anies, sama aktivis-aktivis angkatan 88-89-90 waktu mengganti nama BEM," klaim Refly.

Refly lantas memberikan disclaimer. Ceritanya tentang Anies terlibat dalam perumusan nama BEM kampus pertama terjadi di UGM. Perumusan nama BEM, kata dia, bisa saja terjadi lebih dahulu di universitas lain di Indonesia.

"Entah ada kampus lain yang memulai nama BEM, tapi yang jelas pada waktu itu, kalau tidak salah Anies mendiskusikan nama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)," ujar Refly.

Dalam kesempatan yang sama, Refly juga berbicara tentang Ganjar saat kuliah. Dalam ingatannya, dia bilang Gubernur Jawa Tengah tersebut tergabung dalam komunitas pencinta alam di UGM. Bahkan tempat nongkrong Ganjar ketika kuliah, Refly masih mengingatnya.

"Dia [Ganjar] di Fakultas Hukum UGM aktivis gunung, namanya Majestic 55. Bisa dibilang ketuanya lah, entah ketua formal atau tidak, tapi yang jelas orang yang paling berpengaruh di Majestic 55," tandasnya.