DPR: Israel Kutuk Serangan Rusia ke Ukraina Tapi Merampas Wilayah Palestina Pakai Kekerasan
Warga Palestina ditahan polisi Israel di kawasan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, Rabu Mei 2021. (Antara/Reuters/Ammar Awad)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia-Palestina DPR, Syahrul Aidi Maazat, menilai Israel telah memainkan peran berbeda dengan menolak serangan Rusia ke Ukraina tetapi terus merampas wilayah Palestina tanpa ragu meski melanggar HAM.

Dia meminta semua negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus segera bertindak untuk menghentikan serangan Israel ke Palestina.

"GKSB DPR RI mengutuk serangan saat orang beribadah ke Masjid Al Aqsa. Kejadian brutal dan melanggar HAM ini terus dipertontonkan Israel ke dunia internasional," kata Syahrul dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 17 April.

Tentara Israel diketahui menyerang Masjid Al Aqsa setelah salat Jumat, 15 April. Akibatnya 150 warga Palestina luka-luka sedangkan ratusan lainnya ditangkap.

Syahrul meminta negara-negara Barat untuk turut menyoroti tindakan Israel tersebut. Menurut dia, jangan sampai negara Barat menerapkan standar ganda, yaitu bereaksi keras atas konflik Rusia-Ukraina namun lemah terhadap negara lainnya, khususnya konflik Israel-Palestina.

"Tindakan Israel sudah keterlaluan, satu sisi mengutuk serangan Rusia ke Ukraina, namun sisi lain sudah puluhan tahun menganeksasi [merampas] wilayah Palestina dengan kekerasan," ujarnya, melansir Antara. 

Menurut dia, Israel jadi "benalu" bagi dunia karena selalu jadi pemantik berbagai konflik internasional sehingga harus dihilangkan dari peta global.

Selain itu, Syahrul Aidi meminta Pemerintah Indonesia menggunakan forum-forum internasional seperti di PBB, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), G-20 maupun lainnya untuk mencari jalan keluar atas semua konflik yang terjadi di Palestina.