Pembangunan IKN Cekak Dana, Amien Rais Ingatkan Jokowi Jadi Presiden Tinggal 30 Bulan Lagi Jangan Tambah Utang
Presiden Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi Tahun 2021 pada akhir 2021. (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak menambah utang negara kepada asing. Hal ini disampaikannya dalam acara Milad 1 Tahun Partai Ummat.

Sebab, kata Amien Rais, jabatan Jokowi sebagai Presiden hanya tinggal 30 bulan lagi. Karenanya, ia memandang Jokowi tak perlu menambah beban utang negara yang saat ini telah mencapai ribuan triliun rupiah.

"Waktu Anda sebagai Presiden tinggal 30 bulan. Cobalah jangan nambah utang lagi dan mengabdilah pada kepentingan rakyat Indonesia sendiri bukan kepentingan oligarki yang lebih berorientasi meladeni kepentingan asing," ujar Amien Rais, Minggu, 17 April.

Mengingat utang Indonesia yang telah menumpuk, Amien Rais pun menyarankan agar Jokowi menunda pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Nusantara, Kalimantan Timur. Sebab, pemindahan ibu kota membutuhkan anggaran yang sangat banyak.

"Pembangunan IKN yang cekak dana sebaiknya dihentikan dulu. Jangan nekat. Jangan isin mundur (malu untuk menghentikan)," ucap dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan tanggapan terkait dengan kondisi utang pemerintah yang saat ini telah menembus Rp7.014,58 triliun.

Dalam konferensi pers virtual Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), bendahara negara mengungkapkan bahwa pemerintah terus melakukan upaya penguatan struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sekaligus langkah pemulihan ekonomi.

“Kondisi utang Indonesia saya katakan konsolidasi fiskal terus dilakukan dalam rangka menjaga dari kesehatan APBN kita,” ujarnya pada Rabu, 13 April.

Menurut Menkeu, Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup baik dalam mengelola keuangan. Kondisi ini kemudian dia sandingkan dengan sejumlah negara lain di kawasan yang dinilainya menghadapi situasi jauh lebih berat dibandingkan RI.

“Rasio utang kita termasuk yang relatif rendah baik diukur dari negara-negara ASEAN, negara G20 atau bahkan seluruh dunia,” pungkasnya.