Total Penerima Vaksin <i>Booster</i> di Indonesia 49,55 Juta Jiwa per 24 Juni
Ilustrasi WNA Italia menjalani vaksinasi COVID-19 di Tanah Air. (Antara-Reuters-Jennifer Lorenzini)

Bagikan:

JAKARTA - Jumlah penduduk Indonesia yang menerima vaksin COVID-19 dosis penguat atau booster bertambah sebanyak 46.944 orang pada Jumat 24 Juni, sehingga totalnya kini mencapai 49.543.811 orang.

Berdasarkan laporan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, jumlah penerima vaksin dosis lengkap bertambah 16.758 orang pada hari ini. Dengan demikian, totalnya menjadi 168.660.974 orang.

Sementara itu, jumlah total warga yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama juga bertambah 19.362 orang sehingga totalnya mencapai 201.296.746 orang.

Sementara berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, target sasaran vaksin adalah sebanyak 208.265.720 orang

Satgas juga menginformasikan kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 2.069 pada Jumat sehingga total pada saat ini mencapai 6.076.894 orang.

Terkait hal itu, Satgas mengajak seluruh masyarakat berperan aktif dalam upaya percepatan penanganan COVID-19 dengan tetap memperkuat protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi dari dosis pertama hingga dosis ketiga atau booster.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyebutkan, penguatan protokol kesehatan merupakan kunci utama yang perlu menjadi perhatian masyarakat pada saat terjadi peningkatan jumlah kasus COVID-19.

"Selama masih masa pandemi terutama saat terjadi peningkatan kasus maka penguatan protokol kesehatan perlu dilakukan oleh seluruh masyarakat," katanya melansir Antara.

Masdalina Pane menambahkan, selain protokol kesehatan, vaksinasi mulai dosis pertama hingga dosis penguat atau booster juga menjadi hal utama yang dibutuhkan oleh semua penduduk.

"Selain itu tetap penuhi standar dasar pengendalian wabah terutama 3T. Praktik 3T ditambah disiplin penerapan protokol kesehatan dan juga vaksinasi merupakan sejumlah upaya yang diperlukan untuk mempercepat penanganan pandemi COVID-19," pungkasnya.