Gotabaya Rajapaksa Mundur dari Presiden Sri Lanka, Surat Dikirim dari Tempat Pelariannya di Singapura
Foto Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa via @GotabayaR

Bagikan:

JAKARTA - Gotabaya Rajapaksa resmi mengajukan pengunduran dirinya dari Presiden Sri Lanka. Surat pengunduran diri itu dikeluarkan Gotabaya Rajapaksa dari Singapura.

Gotabaya Rajapaksa memang melarikan diri dari negaranya yang dilanda kerusuhan hebat akibat demo besar-besaran. Warga Sri Lanka meminta dia mundur akibat kehancuran ekonomi.

Awalnya Gotabaya Rajapaksa kabur ke Maladewa. Tujuan berikutnya adalah Singapura dan dia tiba pada Kamis 14 Juli kemarin.

Kementerian Luar Negeri Singapura mengkonfirmasi kalau Rajapaksa telah memasuki Singapura dalam 'kunjungan pribadi'.

"Dia tidak meminta suaka dan dia juga tidak diberikan suaka. Singapura umumnya tidak mengabulkan permintaan suaka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri.

Dan kini dari Singapura juga, Rajapaksa mengajukan pengunduran dirinya. Dikutip dari Channel News Asia, surat pengunduran diri Gotabaya Rajapaksa akan diperiksa sebelum akhirnya diumumkan secara resmi.

"Keaslian dan legalitas email harus diperiksa" sebelum diterima secara resmi, kata kata juru bicara pembicara Indunil Yapa.

Rajapaksa akan menjadi presiden pertama yang mengundurkan diri sejak Sri Lanka mengadopsi sistem pemerintahan presidensial pada 1978.

Di Sri Lanka, warga menyambut gembira. Mereka mengibarkan bendera nasional, menari dan bernyanyi dalam perayaan di luar sekretariat presiden ketika berita pengunduran diri itu menyebar.

"Ini adalah kemenangan yang monumental," kata pengunjuk rasa Harinda Fonseka.

"Tapi itu hanya langkah pertama".

Di bawah konstitusi Sri Lanka, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe - yang juga dituntut mundur-- akan secara otomatis menjadi penjabat presiden sampai parlemen dapat menunjuk penggantinya.

Rajapaksa, istrinya Ioma dan dua pengawal mereka tiba di Singapura dari Male dengan penerbangan maskapai Saudia.

Sebagai presiden, Rajapaksa menikmati kekebalan dari penangkapan, dan dia diketahui ingin pergi ke luar negeri sebelum mengundurkan diri untuk menghindari kemungkinan ditahan.

Mantan presiden Maladewa Mohamed Nasheed diyakini telah memainkan peran di balik layar dalam mengeluarkannya dari negara itu, dan mengatakan Rajapaksa khawatir dia akan dibunuh jika dia tetap tinggal.

"Saya yakin Presiden tidak akan mengundurkan diri jika dia masih di Sri Lanka, dan takut kehilangan nyawanya," cuit Nasheed.

Kementerian luar negeri Singapura mengkonfirmasi Rajapaksa telah diizinkan memasuki negara-kota untuk "kunjungan pribadi", menambahkan: "Dia tidak meminta suaka dan dia juga tidak diberikan suaka."

Dia diperkirakan akan tinggal di Singapura untuk beberapa waktu, menurut sumber keamanan Sri Lanka, sebelum berpotensi pindah ke Uni Emirat Arab.