Debat Pilkada Medan: Bobby Bilang ‘Jangan Urus KTP Bayar', Urusan Taman Cantik Disebut Akhyar
Pasangan calon nomor urut 2 Bobby Nasution-Aulia Rachman dalam debat Pilkada Medan (Youtube KPU Medan)

Bagikan:

MEDAN -  Calon wali kota Medan nomor urut 2 Bobby Nasution berbicara soal program reformasi birokrasi. Reformasi ini harus dilakukan dengan memastikan birokrat tak korupsi agar pelayanan publik bisa menjadi baik.

 “Reformasi birokasi bagaimana birokrasi di Kota Medan bersih dari korupsi. Apabila birokrasi bersih dari korupsi, pelayanan di masyarakat bisa terasa mulai dari transparansi, kemudahan, kecepatan. Ini yang dibutuhkan masyarakat,” kata Bobby Nasution dalam debat Pilkada Medan yang disiarkan Youtube KPU Medan, Sabtu, 21 November.

Pelayanan publik ditegaskan Bobby Nasution harus berpihak kepada mayarakat. Tak boleh lagi ada pungutan liar.

‘Bagaimana ngurus KTP, urus KK, urus akta kelahiran jangan lah disuruh bayar. Bagaimana masyarakat kurang mampu dan tidak bisa dapatkan data diri dan akhirnya (saat) ada program pemerintah untuk bantuan, yang tidak terdata tidak mendapat bantuan. Ini yang terjadi di masyarakat yang selama ini kami dengarkan,” ujar Bobby yang juga menantu Presiden Jokowi ini.

Sementara itu pasangan Bobby Nasution, Aulia Rachman berbicara soal reformasi birokrasi yang menuntut agar ASN profesional. Bobby-Aulia ingin memberlakukan merit sistem termasuk reward and punishment bagi ASN.

“Kita tanamkan sistem pelayanan yang baik, yang ramah. Medan butuh keramahan butuh profesional di tempatnya,” kata Aulia.

Di sesi terpisah, Akhyar Nasution menjelaskan konsep Medan Cantik yang ditanyakan panelis debat Pilkada Medan. Menurutnya Medan Cantik dimulai dari penataan kota. 

“Kota  Medan harus cantik karena cantik idaman semua orang dan universal. Mewujudkannya taman-taman di kota Medan di setiap sudut, diperindah taman, taman skala kecamatan, kelurahan, lingkungan. Kalau kota Medan cantik semua warga nyaman dan bahagia,” kata Akhyar. 

Sementara calon wakil wali kota Salman Alfarisi menambahkan soal transportasi ramah lingkungan, pedestrian dan jalur bersepeda.

“Bike to work sekurang-kurangnya satu hari kerja dalam sepekan. Kita hidupkan becak dayung ikon pariwisata kota Medan di kawasan tertentu,” ujar Salman.