Ini yang Bikin Moeldoko Kagum pada Pendidikan Karakter Pesantren Langitan
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menghadiri Haul Masyayikh ke-52 Pondok Pesantren Langitan, di kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis 8 September. (foto KSP)

Bagikan:

TUBAN - Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menghadiri Haul Masyayikh ke-52 Pondok Pesantren Langitan, di kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis 8 September. Moeldoko yang didampingi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, disambut langsung oleh pengasuh pondok pesantren Langitan KH. Ubaidillah Faqih.

Pada sambutannya, Moeldoko memuji pendidikan karakter di pondok pesantren Langitan. Di mana, kata dia, para pendiri dan pengasuh memberikan doktrin, bahwa pembaharuan dan modernisasi tidak boleh mengubah atau mereduksi orientasi dan idealisme pesantren.

“Kita memahami dunia saat ini mengalami perubahan yang luar biasa, sangat cepat, penuh risiko, kerumitan, dan kejutan-kejutan. Tapi asas pesantren ini menggariskan sebuah batasan yang sangat jelas, bahwa bagaimanapun perubahan terjadi orientasi dan idealisme pesantresn harus tetap dijaga. Ini pendidikan karakter yang luar biasa,” tegas Moeldoko.

“Dengan pendidikan karakter seperti ini, pesantren Langitan akan melahirkan generasi-generasi unggul yang siap menjadi pemimpin masa depan,” sambungnya.

Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko bersama Pengasuh Pondok Pesantren Langitan KH. Ubaidillah Faqih, saat Haul Masyayikh ke-52 Pondok Pesantren Langitan, di kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis 8 September. (Foto KSP)
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko bersama Pengasuh Pondok Pesantren Langitan KH. Ubaidillah Faqih, saat Haul Masyayikh ke-52 Pondok Pesantren Langitan, di kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis 8 September. (Foto KSP)

Moeldoko meyakini, bahwa pesantren, masjid, musholla merupakan tempat untuk menanamkan pendidikan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Ia pun menceritakan, bagaimana dirinya mendapat gemblengan saat menjadi anak langgar atau surau.

“Masa kecil saya di langgar (surau). Di situ saya digembleng oleh guru saya. Sholat tepat waktu, mengaji dan lainnya. Kalau saya waktu itu tidak jadi anak langgar, mungkin nggak jadi Jenderal,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Moeldoko juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pondok pesantren Langitan, yang telah menjadi benteng dalam menghadapi ancaman-ancaman radikalisme dan intoleransi.

“Pesantren Langitan sudah terbukti memiliki peran besar menghadapi ancaman-ancaman yang bisa merusak keutuhan NKRI. Mewakili pemerintah, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Mari kita jaga bersama bangsa ini,” tutup Moeldoko yang kini juga mendapat julukan Penjaga NKRI.

Terkait