YOGYAKARTA – Profil Marullah Matali menjadi sorotan setelah namanya diusulkan menjadi pengganti Anies Baswedan yang turun jabatan pada 16 Oktober nanti. Namanya diusulkan lewat Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta yang digelar pada Selasa, 13 September 2022 lalu.
Marullah Matali tidak sendiri. Ada dua nama lain yang juga diusulkan ke Kemendagri, yakni Kasetpres Heru Budi Hartono dan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Bahtiar. Lalu, siapa sebenarnya Marullah Matali?
Profil Marullah Matali
Sama halnya Kasetpres Heru Budi Hartono, Marullah Matali juga bukan orang baru di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Ia sendiri memang lahir di Jakarta pada 27 November 1965. Ia mengenyam bangku pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta.
Sedangkan gelar Sarjana Strata-1 ditempuh di University of Basra Saudi Arabia dengan mengambil jurusan Agama Islam. Ia lalu melanjutkan pendidikan Sarjana Strata-2 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil jurusan Hukum Islam.
Putra Betawi yang lahir pada 27 November 1965 itu berkarir di lingkungan Pemprov DKI sejak 1996. Saat itu ia menjabat sebagai staf Biro Bina Mental Spiritual Provinsi DKI Jakarta.
Meski pelan, karirnya naik hingga menjabat sebagai Kepala Sub Dinas Bina Mental Spiritual Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta.
Selama membangun karir, Marullah juga pernah menduduki posisi penting salah satunya adalah menjadi wali kota Jakarta Selatan dari tahun 2018 hingga 2021 yang ditunjuk langsung oleh Anies Baswedan.
Di periode awal menjabat sebagai Walkot Jaksel, Marullah mendapat sorotan karena sukses menggelar program Jakarta Maghrib Mengaji. Berdasarkan beberapa sumber, Marulli mengadakan program tersebut untuk menghidupkan budaya keagamaan positif lewat pembinaan mental dan spiritual.
Marullah Matali juga sempat menduduki jabatan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta. Saat itu ia menggantikan posisi Saefullah yang meninggal dunia karena COVID-19 pada 16 September 2019.
Kala itu Marullah bersaing dengan belasan aparatur sipil negara (ASN) untuk menduduki jabatan Sekda DKI Jakarta. Seleksi dilakukan dengan sejumlah tes seperti tes tertulis dan penulisan makalah, asesmen kompetensi, tes wawancara, hingga wawancara. Dalam tes tersebut Marullah selalu mendapat nilai tertinggi.
Hasil tes yang baik membuat Marullah dinyatakan lolos tes sebagai Sekda DKI Jakarta. Ia kemudian dilantik oleh Gubernur Anies Baswedan pada 18 Januari 2021.
Selama berkarir menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Marullah berhasil menyabet dua penghargaan yakni penghargaan masa kerja 15 tahun yang diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2011, dan mendapat Penghargaan Satyalancana Karya Satya KL.1 dari Presiden RI tahun 2012.
Pengajuan Nama Marullah Matali
Seperti diketahui, Kemendagri meminta agar parlemen mengajukan nama calon Pj Gubernur DKI Jakarta hingga tanggal 16 September. Merespon permintaan tersebut, DPRD berhasil menjaring tiga nama yang potensial untuk menggantikan Anies Baswedan.
Penjaringan nama didapat dari hasil rapat pimpinan gabungan (rapimgab) sembilan fraksi DPRD DKI. Dalam rapat tersebut tiap fraksi diminta mengajukan tiga nama yang diajukan, sehingga ada 27 suara secara keseluruhan.
Dari pengajuan nama tersebut, awalnya ada empat nama yang terjaring yakni Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali, Dirjen Polpum Kemendagri Bahtiar, dan Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik Juri Ardiantoro.
Berdasarkan hasil rapat yang dipimpin oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, masing-masing nama mendapat perolehan suara yang berbeda. Heru mendapat 9 suara, Marullah 9 suara, Bahtiar 6 suara, dan Juri mendapat 3 suara yang kemudian dinyatakan gugur untuk diusulkan ke Kemendagri.
Selain terkait profil Marullah Matali, dapatkan informasi menarik lainnya dengan mengunjungi VOI.ID.
