Bupati Gianyar Bali Lepas Burung Hantu untuk Kendalikan Hama Tikus
Bupati Gianyar, Bali, I Made Mahayastra melepas delapan burung hantu (ANTARA)

Bagikan:

GIANYAR - Bupati Gianyar, Bali, I Made Mahayastra melepas delapan burung hantu guna pengendalian hama dengan menghidupkan kembali siklus rantai makanan. Upaya ini menjawab keluhan petani terkait hama tikus yang menyerang tanaman padi.

“Yang paling aman dan bisa dilakukan untuk mengendalikan hama tikus yaitu dengan menjalankan kembali rantai makanan. Setelah saya pelajari ternyata burung hantu jenis Tito Alba mampu memangsa 20 ekor tikus per hari,” ujar Bupati Gianyar saat melepaskan 4 burung hantu di Kawasan Subak Taro Kelod, Tegallalang dikutip Antara, Jumat, 4 Desember.

Bupati Gianyar menekankan pentingnya menjaga lingkungan dalam arti yang luas seperti tanaman, saluran air, dan semua satwa yang ada. Karena jika salah satu saja yang hilang dalam siklus rantai makanan maka akan menjadi bencana.

“Satu cara untuk merawat alam dengan menjaga keseimbangannya. Karena jika tidak seimbang, maka hama akan berkembang dan tentunya untuk membasmi hama akan dipergunakan alat yang sifatnya kimia dan modern yang akan semakin merusak alam. Maka dari itu saya tekankan pentingnya menjaga ekosistem atau lingkungan, jangan ada yang memburu,” tegas Mahayastra.

Burung Hantu jenis Tyto Alba yang dilepas di Subak Taro Kelod berjenis kelamin jantan dan betina masing masing 2 ekor. Mahayastra juga melepas 2 ekor di Subak Tegalampit dan 2 ekor di Subak Tempekan Delod Sema Payangan. Dengan harapan burung dapat memangsa tikus serta berkembang biak untuk menjaga siklus rantai makanan. 

“Kalau ini bisa dikembangkan saya yakin siklus rantai makanan akan terjaga, tidak sampai tikus menggerogoti pertanian. Walaupun ada, dalam toleransi wajar,” imbuh Mahayastra.

Sebagai kabupaten penghasil beras nomor 2 di Bali, Gianyar terus berkomitmen menjaga lahan pertanian yang ada. Dengan luas lahan pertanian sekitar 9.000 -11.000 hektar, Gianyar mampu berkontribusi terhadap ketahanan pangan Bali dengan menyumbang 40 ribu ton gabah.

Di samping itu, Gianyar sebagai kabupaten berbasis pertanian sudah sepantasnya menjaga lahan pertanian yang ada serta menjaga kelangsungan sektor pertanian.

Apalagi pariwisata Gianyar merupakan pariwisata berbasiskan adat dan pertanian. Artinya dengan menjaga keseimbangan alam beserta isinya, kita mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian di samping sebagai penopang keberlangsungan sektor pariwisata sabagai sumber pendapatan asli daerah.