Ini Dia Dampak Perubahan Iklim yang Ditakuti Dunia Menurut Jokowi
Ilustrasi dampak perubahan iklim (Antara/Abriawan A)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dampak perubahan iklim menjadi hal yang paling ditakuti dunia saat ini.

Kata Jokowi, perubahan iklim dapat menyebabkan frekuensi bencana alam dunia naik drastis.

"Apa yang ditakuti oleh dunia saat ini? Bukan lagi pandemi, bukan lagi perang, tetapi yang lebih mengerikan yang ditakuti semua negara adalah perubahan iklim. Dan perubahan iklim itu menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis," tutur Jokowi dalam sambutannya di acara Pembukaan Rakornas Penanggulangan Bencana di Jakarta, Kamis, 2 Maret 2023.

Lantas, apa saja dampak perubahan iklim yang perlu diwaspadai?

Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Antara)

Dampak Perubahan Iklim yang Wajib Diwaspadai

Dalam Rakornas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang digelar pada Agustus 2022 lalu, Presiden Jokowi mengungkap beberapa dampak perubahan iklim yang perlu diwaspadai, antara lain:

  1. Peningkatan Suhu Panas

Jokowi yang memberi sambutan Rakornas BMKG, mengatakan bahwa bumi mengalami suhu terpanas dalam tujuh tahun terakhir akibat perubahan iklim yang semakin memburuk.

“World Meteorological Organization menyatakan indikator perubahan iklim dan dampaknya di tahun 2021 makin memburuk, di mana 7 tahun terakhir telah jadi 7 tahun dengan suhu terpanas," ujar Jokowi, disadur dari CNBC Indonesia.

"Kondisi ini menjadi tantangan nyata bagi kita. Penanggulangan perubahan iklim menjadi isu prioritas dan tantangan global setelah meredanya Covid-19," sambung Jokowi.

  1. Bencana Alam dan Ketahanan Pangan

Jokowi menuturkan, dampak perubahan iklim begitu luas dan multi sektoral, salah satuny terkait bencana alam dan ketahanan pangan. Bahkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menyebut lebih dari 500 juta petani yang memproduksi lebih dari 80 persen sumber pangan merupakan kelompok paling rentan terhadap perubahan iklim.

“Hati-hati ini persoalan yang sangat serius, perlu penanganan yang komprehensif, perlu antisipasi sedini mungkin, secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya," ucapnya.

Jokowi menilai, perlu ada kebijakan dan sistem yang tangguh untuk menjamin ketahanan pangan secara merata dan berkesinambungan. Selain itu, perlu sistem peringatan dini saat bencana akan terjadi.

Perubahan Iklim Tingkatkan Frekuensi Bencana Alam

Ketika memberikan sambutan di acara Rakornas Penanggulangan Bencana, Kamis, 2 Maret 2023, Jokowi kembali menyinggung dampak perubahan iklim yang kian mengerikan.

Eks Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, perubahan iklim membuat bencana alam meningkat drastis, dan Indonesia menduduki posisi ketiga teratas negara-negara rawan bencana dengan kenaikan mencapai 81 persen.

"Perubahan iklim itu menyebabkan frekuensi bencana alam di dunia naik drastis dan Indonesia menempati tiga teratas paling rawan bencana,” ucap Jokowi

Menurutnya, frekuensi bencana alam Indonesia naik 81 persen, dari tahun 2010 sebanyak 1.945 bencana, melompat menjadi 3.544 bencana di tahun 2022.

"Kita ini tidak hanya urusan banjir, tidak hanya urusan gunung berapi yang meletus, bukan hanya urusan tanah longsor. Yang lebih sering gempa bumi dan bencana alam maupun nonalam lainnya yang kita hadapi," kata Jokowi.

Presiden menekankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menjadi kunci dalam menghadapi bencana alam. Selain itu, pengelolaan prabencana, tanggap darurat maupun pascabencana harus dilakukan dengan baik oleh semua pihak.

Demikian informasi tentang dampak perubahan iklim yang ditakuti dunia. Untuk mendapatkan berita menarik lainnya, baca terus VOI.ID.