Kemenkes Izinkan Indovac Jadi Booster Vaksin Primer Gantikan Pfizer yang Kini Kosong
Ilustrasi vaksin COVID 19 (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan menambahkan satu regimen vaksinasi COVID-19 baru untuk dosis lanjutan ketiga dan keempat atau booster. Hal ini tertuang dalam SE Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu Nomor IM.02.04/C/2034/2023.

Dalam SE tersebut, kini vaksin jenis Indovac diperkenankan untuk menjadi booster vaksin primer (dosis 1 dan 2) jenis Pfizer. Diketahui, saat ini stok vaksin Pfizer tengah kosong.

"Persetujuan perubahan obat INDOVAC tentang penambahan posologi Booster heterolog untuk subjek 18 tahun ke atas yang mendapatkan vaksin primer Pfizer yang diterbitkan

BPOM tanggal 21 April 2023," tulis Maxi dalam SE, dikutip pada Kamis, 27 April.

Adapun, tata cara pemberian, tempat pelaksanaan, alur pelaksanaan dan pencatatan vaksinasi COVID-19 tetap mengacu pada Surat Edaran Nomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster).

Sejauh ini, pemerintah menetapkan pemberian vaksin dosis lanjutan (booster) dilakukan melalui dua mekanisme yaitu homolog dan heterolog.

Homolog adalah pemberian dosis lanjutan dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya. Sementara, heterolog merupakan pemberian dosis lanjutan dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.

Vaksin yang digunakan untuk booster disesuaikan dengan ketersediaan vaksin masing-masing daerah dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa ED terdekat.

Berikut adalah daftar regimen vaksin booster yang dapat diberikan:

1. Vaksin primer Sinovac dapat menggunakan booster:

- AstraZeneca separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

- Moderna dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Sinovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Inavac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

2. Vaksin primer AstraZeneca dapat menggunakan booster:

- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

- AstraZeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

3. Vaksin primer Pfizer dapat menggunakan booster:

- Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml

- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

- AstraZeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Indovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

4. Vaksin primer Moderna dapat menggunakan booster:

- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml

5. Vaksin primer Janssen (J&J) dapat menggunakan booster:

- Janssen (J&J) dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml

- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

6. Vaksin primer Sinopharm dapat menggunakan booster:

- Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

- Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

7. Vaksin primer Covovax dapat menggunakan booster:

- Covovax dosis penuh ((full dose) atau 0,5 ml