Wamendag Klaim Harga Kebutuhan Pokok Terkendali Jelang Idul Adha
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga/ Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan stok barang kebutuhan pokok di Karawang, Jawa Barat, aman dan harganya terkendali menjelang Idul Adha 1444 H usai mengunjungi Pasar Johar di Karawang, Jawa Barat.

”Hari ini saya meninjau dan melihat langsung kondisi pasar terbaik ketiga di Jawa Barat ini. Begitu dicek, harga bapok (barang kebutuhan pokok) relatif stabil. Harga telur justru turun dan minyak goreng Minyakita juga masih sesuai harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp15.500/kg atau Rp14.000/liter,” kata Jerry, Minggu, 25 Juni.

Berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan, harga bapok di Pasar Johar tercatat beras medium Rp11.000-12.000 per kg, beras premium Rp13.000 per kg, bawang putih honan Rp40.000 per kg, bawang merah Rp42.000 per kg, cabai merah keriting Rp35.000 per kg, cabai merah besar Rp40.000 per kg, gula pasir Rp15.000 per kg, minyak goreng kemasan premium Rp18.000 per liter, daging ayam Rp44.000 per kg, tepung terigu Rp11.000 per kg.

Wamendag Jerry mengungkapkan stok bapok yang aman merupakan salah satu bentuk hasil kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah, baik pemerintah kota, pemerintah kabupaten, dan pemerintah provinsi.

“Kami tadi berdiskusi dengan para pedagang untuk memastikan apa yang mereka dapat sesuai dengan apa yang mereka jual. Meskipun ada sedikit fluktuasi harga di beberapa komoditas, tetapi menjelang Idul Adha ini harga bapok relatif masih stabil,” tuturnya.

Sementara itu, sejumlah pengusaha kafe dan restoran mengeluhkan tingginya harga bahan pokok seperti telur dan cabai. Selama sepekan terakhir, terjadi kenaikan harga pada dua komoditas pangan yakni telur dan cabai di Jawa Barat.

Hasil pemantauan Satgas Pangan Polri, untuk telur ayam terjadi fluktuasi harga, seperti di sentra produksi Kabupaten Blitar, harga di tingkat peternak ayam petelur sekitar Rp25.500 sampai Rp26 ribu per kilogram.

Kenaikan tersebut sangat dirasakan di semua lapisan masyarakat, tak terkecuali para pengusaha kafe dan restoran. Dengan adanya kenaikan harga, para pelaku usaha merasa terbebani dengan harga telur yang melonjak tinggi.

Seperti disampaikan Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Arief Maulana. Menurut Arief, kenaikan harga telur dan sejumlah komoditas baginya seperti pukulan. Bagaimana tidak, di tengah market yang sedang lesu, terjadi kenaikan pangan.

“Double hit, jadi di satu sisi market sedang lesu, satu sisi lain harga pangan jelang Idul Adha berantakan. Pas Idul Fitri kemarin ya, terjadi kenaikan tapi tidak signifikan. Untuk harga ayam saja sudah 40 ribu lebih.” kata Arief usai diskusi kenaikan harga pangan di Bandung, 20 Juni, siang.