AS Setujui Gelombang Pertama Pengiriman Tank M1 Abrams ke Ukraina, Lebih Efektif di Medan Perang Dibanding Jet F-16?
Ilustrasi pengiriman tank M1A1 Abrams. (Wikimedia Commons/Roland Balik)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat menyetujui gelombang pertama pengiriman tank tempur utama (MBT) M1 Abrams untuk Ukraina akhir pekan lalu, dan diprediksi akan tiba di negara itu pada akhir musim gugur, kata Assistant Secretary of The Army for Acquisition, Logistics and Technology Doug Bush.

"Mereka sudah selesai," kata Bush kepada para wartawan dalam sebuah pengarahan, dilansir dari CNN 8 Agustus.

"Sekarang mereka akan dikirim ke Eropa dan kemudian ke Ukraina, bersama dengan semua hal yang dibutuhkan. Amunisi, suku cadang, peralatan, bahan bakar, fasilitas perbaikan. Jadi, Anda tahu, ini bukan hanya tank, ini adalah paket lengkap yang menyertainya. Itu masih dalam jalur yang benar," urai Bush.

Sebelumnya, AS mulai melatih tentara Ukraina menggunakan tank-tank tersebut pada Bulan Mei di Jerman. Total ada 31 tank yang telah menjalani perbaikan dan persiapan pengiriman selama beberapa bulan sebelumnya.

Diketahui, jadwal pengiriman ini dipercepat dari waktu yang biasanya diperlukan untuk pengiriman, setelah Washington memutuskan untuk mengirim tank model M1-A1 yang lebih lawas, alih-alih versi yang lebih modern.

Selain Tank M1-Abrams, Ukraina diketahui juga meminta jet tempur F-16 dari AS untuk meningkatkan daya tembaknya. Namun, untuk saat ini hanya salah satunya yang akan memberikan dampak di medan perang, menurut seorang jenderal AS.

Ukraina dikatakan belum memiliki keunggulan udara, sementara menghadapi pertahanan darat Rusia yang kuat, setelah serangan balasannya dimulai beberapa pekan lalu.

Direktur Operasi untuk Staf Gabungan militer AS Letnan Jenderal Douglas Sims II bulan lalu mengatakan, kondisi medan perang saat ini tidak ideal bagi pasukan Ukraina untuk mengerahkan F-16. Tetapi, tank Abrams akan memberikan dampak dalam pertempuran saat mereka tiba.

"Kondisi lingkungan tentu saja berubah dari waktu ke waktu. Tetapi kondisi saat ini untuk penggunaan F-16 - mungkin tidak ideal," jelasnya, dikutip dari Business Insider.

"Rusia masih memiliki kemampuan pertahanan udara. Mereka memiliki kemampuan udara. Dan jumlah F-16 yang akan disediakan mungkin tidak sempurna untuk apa yang terjadi saat ini. Seiring dengan perubahan di masa depan, hal itu tentu saja akan menentukan bagaimana hal itu digunakan."

Meskipun F-16 memiliki beberapa kelemahan, jika dipersenjatai dengan senjata yang tepat - seperti rudal udara-ke-udara jarak jauh yang canggih, rudal anti-radiasi, atau rudal udara-ke-permukaan yang berdiri sendiri - pesawat ini dapat mendukung jaringan pertahanan udara Kyiv yang telah diperluas, menargetkan radar musuh, hingga menyerang posisi Rusia yang berada jauh di luar garis depan.

Sims mengatakan, tank Abrams diharapkan memiliki efek yang signifikan di medan perang.

"Abrams pasti akan membuat perbedaan di medan perang. Maksud saya, kami tahu ini adalah tank yang luar biasa. Pelatihan yang sedang berlangsung saat ini akan membuat (Ukraina), menurut saya, menjadi sangat ahli dalam menggunakannya," tandasnya.