Curah Hujan di Bawah Normal, BMKG Sebut Pulau Buton Mengalami Kekeringan Meteorologis
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Betoambari Baubau, Hadi Setiawan. (ANTARA/HO Stasiun Meteorologi Betoambari Baubau)

Bagikan:

BUTON - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa Pulau Buton di Provinsi Sulawesi Tenggara sudah mengalami kekeringan meteorologis.

​​​​​​Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Betoambari Baubau Hadi Setiawan menyampaikan,  kekeringan meteorologis yang terjadi akibat curah hujan di bawah normal, diprakirakan berlangsung hingga Oktober 2023 di Pulau Buton.

"Statusnya sekarang sudah masuk status kekeringan secara meteorologis. Artinya, perlu diwaspadai bisa jadi akan meningkat statusnya lebih tinggi, karena diperkirakan El-Nino masih akan berlanjut sampai Oktober, artinya hujannya tidak ada, jadi masih kering," kata Hadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Buton, Antara, Jumat, 1 September. 

Kekeringan meteorologis dapat berdampak pada kegiatan usaha pertanian tanaman pangan, menimbulkan risiko gagal panen.

Organisasi perangkat daerah terkait, menurut dia, perlu berkoordinasi untuk meminimalkan dampak kekeringan meteorologis terhadap kegiatan usaha pertanian dan produksi pangan.

"Sebaiknya antar instansi saling berkoordinasi dalam hal menangani kekeringan ini, karena kalau hujan ini tidak turun sampai bulan Oktober itu imbasnya akan panjang," kata Hadi.