Selingkuhan yang Membantu Pelaku Pembunuhan Dokter Tetty Rumondang di Batam Diringkus Polisi
Tersangka BLP (memakai masker) saat tiba di Bandara Hang Nadim Batam, Kamis (30/11). (ANTARA/Yude)

Bagikan:

BATAM - Tim gabungan dari Polresta Barelang (Batam, Rempang, Galang) bersama Kepolisian Sektor Batu Aji berhasil menangkap tersangka BLP (18), yang terlibat kasus pembunuhan mantan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Sidempuan, Tetty Rumondang Harahap (60).

Tersangka BLP yang masuk daftar pencarian orang (DPO) ditangkap di daerah Padang Lawas, Sumatera Utara pada Selasa, 28 November malam dan tiba di Batam pada Kamis siang ini.

"Dia ini kami tangkap di rumah kosnya di Padang Lawas, hari Selasa sekitar pukul 23.30 WIB. Tidak ada kendala pada saat penangkapan tersangka," ujar Kapolsek Batu Aji AKP Denny Syahrizal usai menjemput tersangka di Bandara Hang Nadim di Batam Kepulauan Riau dilansir dari Antara, Kamis petang. 

Tersangka BLP ini diketahui turut serta membantu tersangka utama AYS (46) yang merupakan selingkuhannya, saat membunuh korban di rumah. 

"Jadi tersangka BLP ini diperintahkan tersangka AYS, untuk mengambil air menggunakan ember berukuran sedang. Kemudian tersangka AYS memasukkan kepala korban ke dalam ember tersebut," kata dia.

Setelah korban tidak sadarkan diri, tersangka AYS kemudian meminta bantuan tersangka BLP untuk mengangkat korban ke dalam kamarnya. "Jadi peran dia ini adalah ikut membantu atau ikut serta dalam proses pembunuhan tersebut," katanya.

Kapolresta Barelang (Batam, Rempang, Galang) Kombes Nugroho Tri Nuryanto menyebutkan, motif tersangka AYS (46) membunuh mantan Dirut RSUD Padang Sidempuan Tetty Rumondang Harahap (60) karena tidak direstui untuk ikut pencalonan Bupati.

"Jadi motifnya ada dua, yang pertama karena tersangka ini ingin maju pencalonan Bupati Tapanuli Selatan. Dia ini mau mendapat dukungan dari korban berupa modal untuk maju pencalonan Bupati Tapanuli Selatan, tapi istrinya tidak menyetujui. Yang kedua untuk menguasai harta korban, berupa sertifikat, uang dan kendaraan," ujar Nugroho di Batam Kepulauan Riau, Rabu kemarin.

Kapolres menjelaskan, tidak disetujuinya tersangka untuk ikut pemilihan Bupati oleh korban, karena tersangka meminta sejumlah uang yang cukup banyak kepada korban.

"Jadi dari yang disebutkan tersangka, dia ini meminta uang Rp50 miliar untuk mendukung ikut pencalonan menjadi Bupati," kata dia.