Ganjar Minta Tim Pemenangan Cari Solusi Kredit Macet Petani Terdampak Gagal Panen
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo berdiskusi bersama petani di Desa Kutukan, Kecamatan Randublatung, Blora, Kamis 4 Jnauari. (Ist)

Bagikan:

JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo minta tim pemenangannya untuk berdiskusi dengan pihak bank membahas kredit macet petani. Terutama bagi mereka yang mengalami masalah gagal panen akibat hama tikus, musim kering, dan terdampak pandemi COVID-19.

Hal ini disampaikan Ganjar saat berdialog dengan petani di Desa Kutukan, Blora, Jawa Tengah pada hari ini, Kamis, 4 Januari. Ia mengatakan diskusi itu harus dilakukan timnya sebagai solusi mengatasi permasalahan petani.

“Saya akan meminta Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk berbicara dengan pihak bank,” kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya.

Ganjar bilang berbagai permasalahan yang dialami petani memang membuat mereka sulit menyicil kredit usaha rakyat (KUR). Sehingga, ia akan mengusahakan penjadwalan ulang kredit.

“Karena ini KUR untuk konsumsi kemungkinan penjadwalan ulang kreditnya nanti kita bantu ya,” ungkap eks Gubernur Jawa Tengah tersebut.

Dalam diskusi itu, Ganjar mendengar keluhan tentang banyak masalah yang dihadapi petani. Salah satunya adalah Wagiman yang tak mampu membayar KUR ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) selama enam bulan gara-gara mengalami gagal panen.

Adapun cicilan yang harus dibayarkan Wagiman sebesar Rp400 ribu per bulan dan jumlah yang dipinjam mencapai Rp11 juta. Hanya saja, dia tak punya pemasukan hingga akhirnya didatangi pihak bank.

“Pihak bank datang ke rumah, katanya kalau enggak segera dibayar rumah mau disegel. Rumah itu sudah jelek masih mau disita. Makanya saya minta dibantu. Saya dan istri kalau sudah hujan dan sawah bisa ditanam lagi pasti bisa bayar utang,” kata petani tersebut.

“Saya ini, keluarga miskin, cuma buruh tani, punya utang KUR Rp11 juta. Utang karena musim kemarau terlalu panjang, kami tanam padi, tapi tidak bisa panen, makanya sawah kering. Bibit padi yang disebar mati semua, karena kebutuhan untuk keluarga enggak ada, jadi KUR dari BRI dipakai untuk sehari-hari,” pungkas Wagiman.