Dua Anggota Navy SEAL AS yang Hilang saat Operasi di Lepas Pantai Somalia Dinyatakan Meninggal
Ilustrasi personel Navy SEAL Amerika Serikat. (Wikimedia Commons/Departemen Pertahanan AS)

Bagikan:

JAKARTA - Dua anggota pasukan khusus Amerika Serikat dari Navy SEAL yang hilang di lepas pantai Somalia sejak 11 Januari, dinyatakan tewas usai pencarian selama 10 hari, kata US CENTCOM.

"Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa setelah pencarian menyeluruh selama 10 hari, dua US Navy SEAL kami yang hilang belum ditemukan dan status mereka telah diubah menjadi meninggal," kata US CENTCOM dalam sebuah pernyataan pada Hari Minggu, dilansir dari CNN 22 Januari.

"Untuk menghormati keluarga, tidak ada informasi lebih lanjut yang akan dirilis saat ini," tambah US CENTCOM.

Lebih jauh US CENTCOM menerangkan, tim gabungan dari Amerika Serikat, Jepang dan Spanyol sebelumnya telah melakukan pencarian di area seluas lebih dari 21.000 mil persegi untuk menemukan kedua pasukan khusus Negeri Paman Sam tersebut.

CNN sebelumnya melaporkan, kedua anggota Navy SEAL tersebut tengah menaiki sebuah kapal untuk mencari senjata terlarang Iran, ketika salah satunya terjatuh ke dalam air akibat gelombang setinggi delapan kaki. Sesuai protokol, sang rekan kemudian melompat ke air untuk mengikutinya.

"Kami berduka atas kehilangan dua prajurit Perang Khusus Angkatan Laut kami, dan kami akan selamanya menghormati pengorbanan dan teladan mereka. Doa kami menyertai keluarga, teman, Angkatan Laut AS dan seluruh komunitas Operasi Khusus SEAL selama masa ini," kata Komandan US CENTCOM Jenderal Michael Erik Kurilla.

"Kami berduka atas kehilangan dua anggota Navy SEAL kami yang pemberani, dan hati kami tertuju pada keluarga mereka," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan terpisah pada Hari Minggu.

"Seluruh Departemen bersatu dalam kesedihan hari ini. Kami berterima kasih kepada semua yang bekerja tanpa kenal lelah untuk mencoba menemukan dan menyelamatkan mereka," sambungnya.

Diketahui, Negeri Paman Sam mempertahankan kehadiran militer dalam ukuran kecil di Somalia, yang berfokus pada ancaman kelompok militan Al-Shabaab, organisasi ekstremis yang melakukan serangan terhadap Pemerintah Somalia, dicap organisasi teroris oleh Washington.

Selain melatih pasukan Somalia, AS juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Somalia untuk melakukan serangan terhadap Al-Shabaab.

Menurut Komando Afrika AS, "Al-Shabaab adalah jaringan Al-Qaeda terbesar dan paling aktif secara kinetik di dunia, membuktikan kemauan dan kemampuannya untuk menyerang pasukan AS dan mengancam kepentingan keamanan negara itu."