Golkar Minta Jatah 5 Menteri, Kubu Anies-Imin Sindir Politik Transaksional Koalisi Prabowo-Gibran
Capres Anies Baswedan bersama Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) Billy David Nerotumilena memandang koalisi partai politik pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sangat diwarnai dengan transaksi politik.

Pernyataan Billy merujuk pada keinginan Partai Golkar untuk mendapatkan jatah minimal 5 kursi menteri, sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum menetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 terpilih.

"Tentang keputusan Golkar terkait proporsi kursi menteri, ini perlu menjadi perhatian kita semua bagaimana politik transaksional ini dilakukan jauh-jauh hari, bahkan sebelum hasil pemilu diumumkan," kata Billy kepada wartawan, Senin, 18 Maret.

Billy meminta para elite parpol, terutama kubu Prabowo-Gibran, untuk menahan diri dari hasrat menduduki kursi kekuasaan dan tetap menjaga iklim demokrasi dengan kondusif sampai hasil Pemilu 2024 ditetapkan oleh KPU.

"Kita lihat akhir-akhir ini Pak Airlangga juga banyak terjebak dalam isu-isu kontroversial. Selain makan siang gratis, kemudian komentar beliau kursi menteri diambil partai Golkar. Saya rasa tidak patut dilakukan," tutur Billy.

Lagipula, ditegaskan Billy, masih ada tahapan lanjutan setelah pengumuman KPU, yakni gugatan hasil pemilu yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) yang rencananya akan dilakukan oleh Timnas AMIN dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.

"Kita harus menunggu sampai hasil pemilu diumumkan KPU dan langkah konstitusional lainnya juga patut kita tunggu," tegasnya.

Diberitakan sebelumnga, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut peran besar partai yang dipimpinnya dalam memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.

Airlangga menyebut dari data Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar, sekitar 75 hingga 80 persen kader dan simpatisan partai berlambang pohon beringin memilih pasangan Prabowo-Gibran sehingga bisa meraih suara 58 persen dan menang sekali putaran pilpres.

"Ini tertinggi sepanjang sejarah. Jadi, sejarah yang lalu presiden yang didukung bukan dari Golkar hanya didukung 53 persen, sekarang 75 sampai 80 persen. Artinya benar Partai Golkar betul-betul di depan untuk memenangkan Pak Prabowo dan Mas Gibran," kata Airlangga saat menggelar syukuran keberhasilan Partai Golkar di Kabupaten Badung, Bali, Jumat, 15 Maret.

Atas peran besar tersebut, Airlangga kemudian berhitung semestinya dalam kepemimpinan Prabowo mendatang, Partai Golkar mendapat porsi lebih besar dalam kabinet.

"Saya sampaikan ke Pak Prabowo soal kontribusi Golkar karena kita menang di 15 provinsi. Itu berarti kita kontribusi 25 persen dari kemenangan 58 persen," ujarnya.

"Jadi, kalau 25 persen, kalau bagi-bagi, ya banyak-banyak sedikit bolehlah. Kita sebut lima (posisi menteri) itu minimal, tetapi kalau dihitung proporsi 25 persen, room (ruang) masih banyak," tambahnya.