Bagikan:

PONOROGO - Angka kematian ibu (AKI) di wilayah Ponorogo masih termasuk tinggi. Untuk menekan angka tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur melakukan upaya intensif. 

Kepala Dinkes Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, Minggu, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024 tercatat sebelas kasus kematian ibu, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya delapan kasus.

Penyakit penyerta seperti jantung, kanker, diabetes, dan hipertensi menjadi faktor utama penyebab kematian, bukan perdarahan setelah melahirkan.

"Skrining dilakukan sejak usia remaja, calon pengantin, hingga kehamilan. Setiap ibu hamil didampingi secara spesifik by name by address. Pendampingan ini melibatkan kader kesehatan, PKK, maupun mahasiswa agar semua pihak bergerak bersama," jelas Dyah Ayu mengutip ANTARA, 9 Februari.

Ia menambahkan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam pencegahan AKI.

Selain fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), Dinkes Ponorogo turut menggandeng pemerintah desa melalui Program Integrasi Layanan Primer (ILP).

Program ini memastikan ibu hamil mendapatkan layanan kesehatan komprehensif sejak dini.

"Kami masuk sejak skrining awal untuk memastikan ibu hamil tetap sehat, sehingga bayi yang dilahirkan pun sehat," katanya.

Melalui upaya tersebut, Dyah Ayu berharap berbagai penyakit penyerta yang berpotensi menyebabkan kematian ibu dapat terdeteksi dan ditangani lebih dini.

"Jika kondisi ibu sehat, maka bayi yang dilahirkan pun akan sehat," imbuhnya.

Dengan penguatan sistem skrining dan pendampingan, Dinkes Ponorogo optimistis angka kematian ibu dapat ditekan secara signifikan di masa mendatang.

"Kami berharap langkah-langkah ini mampu menurunkan jumlah AKI ke depannya," kata Dyah Ayu.