Bagikan:

JAKARTA - Kim Yo-jong, adik Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengkritik Pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump karena meningkatkan "provokasi", mengatakan kondisi itu membenarkan Pyongyang untuk meningkatkan penangkal nuklirnya, kata media pemerintah KCNA.

Kim Yo-jong mengecam kunjungan kapal induk AS USS Carl Vinson ke Korea Selatan pada Hari Minggu, dengan mengatakan tindakan tersebut merupakan bagian dari "kebijakan konfrontasi" terhadap Korea Utara.

"Begitu pemerintahan barunya muncul tahun ini, AS telah meningkatkan provokasi politik dan militer terhadap DPRK, 'melanjutkan' kebijakan permusuhan pemerintahan sebelumnya," kata Kim, melansir Reuters dari KCNA 4 Maret.

DPRK adalah kependekan dari nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.

"Kebijakan bermusuhan terhadap DPRK yang dilakukan oleh AS saat ini memberikan pembenaran yang cukup bagi DPRK untuk terus memperkuat pencegah perang nuklirnya," imbuh Kim.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan dalam pernyataan pada Hari Selasa, komentar Kim Yo-jong tidak lebih dari sekadar tipuan untuk membenarkan pengembangan rudal nuklirnya.

"Senjata nuklir Korea Utara tidak pernah dapat diterima, dan satu-satunya cara bagi Korea Utara untuk bertahan hidup adalah dengan meninggalkan obsesi dan delusinya tentang (senjata) nuklir," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Angkatan Laut Korea Selatan mengatakan pada Hari Minggu, kapal induk AS tiba di kota pelabuhan selatan Busan sebagai unjuk kekuatan terhadap Korea Utara.

USS Carl Vinson (CVN-70) bertenaga nuklir adalah kapal induk AS pertama yang berlabuh di pelabuhan Korea Selatan sejak masa jabatan kedua Presiden Trump yang dimulai pada Bulan Januari.

Dalam kesempatan yang sama, Kim Yo-jong juga mengkritik pengerahan pesawat pembom strategis B-1B AS di atas semenanjung Korea sebagai bagian dari latihan gabungan dengan AS dan Jepang, serta mengecam janji yang dibuat oleh ketiga sekutu tersebut pada konferensi keamanan di Munich, Jerman pada Bulan Februari yang menyerukan denuklirisasi Korea Utara.

Diketahui, Presiden Trump mengadakan pertemuan puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un selama masa jabatan pertamanya dan telah memuji hubungan pribadi mereka. Presiden dari Partai Republik itu mengatakan, Ia akan menghubungi kembali Kim Jong-un.