Bagikan:

JAKARTA  - Rusia menolak usulan Eropa untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina. Rusia mengatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengancamnya dengan menyatakan Moskow adalah ancaman besar bagi Eropa.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi, dia berencana mengadakan pertemuan minggu depan dengan para panglima militer dari negara-negara Eropa yang bersedia mengirim pasukan ke Ukraina setelah perjanjian damai dengan Rusia.

Macrn juga mengatakan Prancis harus siap jika Amerika Serikat tidak lagi berada di sisinya.

Presiden Donald Trump saat ini mengubah kebijakan AS terhadap Ukraina dan Rusia dan menuntut kesepakatan untuk mengakhiri perang, sambil membahas pembaruan hubungan dengan Moskow.

Macron mengatakan Rusia adalah "ancaman bagi Prancis dan Eropa", bahwa perang Ukraina sudah menjadi "konflik global”.

Macron akan membuka perdebatan mengenai perluasan payung nuklir Perancis kepada sekutunya di Eropa.

Kremlin mengatakan pidato Macron tersebut sangat konfrontatif dan jelas Macron ingin perang di Ukraina terus berlanjut.

Sementara menteri luar negeri Presiden Vladimir Putin mengatakan pidato tersebut merupakan ancaman terhadap Rusia.

“Ini tentu saja merupakan ancaman” terhadap Rusia, kata Sergei Lavrov kepada wartawan di Moskow dilansir Reuters, Kamis, 6 Maret.

Berbeda dengan para pendahulu mereka yang juga ingin berperang melawan Rusia, Napoleon, Hitler, “Macron tidak bertindak dengan baik, karena mereka mengatakannya secara blak-blakan 'kita harus menaklukkan Rusia, kita harus mengalahkan Rusia’,” sambung Lavrov.

Lavrov juga menolak gagasan Eropa mengenai pengiriman pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara anggota NATO ke Ukraina, dengan mengatakan Moskow akan menganggap pengerahan tersebut sebagai kehadiran NATO di Ukraina dan bahwa Moskow tidak akan mengizinkannya.

Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini merupakan negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia, dengan masing-masing lebih dari 5.000 hulu ledak nuklir, diikuti oleh Tiongkok dengan sekitar 500 hulu ledak, kemudian Prancis dengan 290 hulu ledak nuklir, dan Inggris dengan 225 hulu ledak nuklir, menurut Federasi Ilmuwan Amerika.

Para pejabat Rusia mengatakan retorika keras dari Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan negara-negara Eropa lainnya selama beberapa hari terakhir tidak didukung oleh kekuatan militer dan menunjukkan kemajuan Rusia di medan perang di Ukraina.

Putin tahun lalu memerintahkan jumlah reguler tentara Rusia ditingkatkan sebanyak 180.000 tentara menjadi 1,5 juta prajurit aktif.

Putin telah berulang kali menolak klaim Barat yang tidak masuk akal mengenai Rusia suatu hari nanti bisa menyerang anggota NATO.

Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan Putin terlibat dalam perampasan tanah bergaya kekaisaran di Ukraina, dan telah berulang kali bersumpah untuk mengalahkan Rusia, yang saat ini menguasai kurang dari 20% wilayah Ukraina, termasuk Krimea dan sebagian wilayah timur dan selatan Ukraina.

Putin menggambarkan perang tersebut sebagai bagian dari perjuangan bersejarah melawan Barat, yang menurutnya mempermalukan Rusia, setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, dengan memperluas NATO dan melanggar batas wilayah pengaruh Moskow, termasuk Ukraina.