JAKARTA - Otoritas Israel membatasi akses ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pada Hari Jumat selama Bulan Suci Ramadan berdasarkan usia, kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Hari Kamis.
Sebuah pernyataan mengatakan "sejumlah jamaah Muslim" akan diizinkan masuk sesuai dengan pengaturan tahun lalu mulai Hari Jumat tanpa menyebutkan jumlahnya.
Mereka yang diizinkan adalah pria berusia 55 tahun ke atas, wanita berusia 50 tahun ke atas dan anak-anak hingga usia 12 tahun, dikutip dari Reuters 7 Maret.
Para jamaah tersebut juga harus melewati pemeriksaan keamanan, lanjut pernyataan itu.
"Ditekankan bahwa tidak ada batasan mengenai orang Arab Israel," kata pernyataan tersebut.
Masjid Al-Aqsa terletak di jantung Kota Tua Yerusalem, di bukit yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Har ha-Bayit, atau Temple Mount, sedangkan ummat Muslim internasional menyebutnya sebagai al-Haram al-Sharif.
Umat Muslim menganggap tempat ini sebagai tempat tersuci ketiga dalam Islam, setelah Makkah dan Madinah. Al-Aqsa adalah nama yang diberikan untuk seluruh kompleks dan merupakan rumah bagi dua tempat suci umat Muslim: Kubah Batu dan Masjid Al-Aqsa yang dibangun pada abad ke-8.
Hari Jumat ini adalah Jumat pertama di Bulan Ramadan 1446 H. Polisi Israel akan mengerahkan tiga ribu personel di Yerusalem Timur yang diduduki menjelang Salat Jumat pertama di masjid itu pada Ramadan tahun ini.
BACA JUGA:
Bulan lalu, Israel menempatkan pasukannya dalam siaga tinggi dan mengerahkan tiga ribu tentara di jalan-jalan menuju kompleks Masjid Al-Aqsa.
Warga Palestina menilai pembatasan ini sebagai bagian dari kebijakan Israel yang lebih luas untuk meyahudikan Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al-Aqsa, dan menghapus identitas Arab dan Islam di wilayah itu.