Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta Andri Santosa menilai publik tak perlu mempermasalahkan cara Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dalam meninjau banjir Jakarta menggunakan helikopter.

Kegiatan peninjauan kondisi banjir dari udara oleh Pramono menuai kritikan dari sejumlah pihak. Menurut Andri, hendaknya masalah cara meninjau Lokasi banjir untuk tidak dipertajam pembandingannya.

"Jika Tinjauan udara itu bisa mempercepat langkah serta bisa membantu identifikasi titik untuk evakuasi korban serta pemberian bantuan terntunya positif saja," kata Andri dalam keterangannya, Jumat, 14 Maret.

Andri berpendapat, yang perlu diperhatikan adalah tindak lanjut penanggulangan banjir dari Pemprov DKI. Kemudian, langkah yang diambil dalam rangka membantu korban bencana, serta mitigasi untuk pencegahan bencana di kemudian hari.

"Namun jika hanya sekedar melihat tentunya perlu juga untuk dikritisi. Dan sejauh ini penanganan oleh Pemprov sudah cepat dan tepat sasaran," tutur dia.

Di satu sisi, Andri mengingatkan Pramono untuk melakukan koordinasi secara komprehensif dengan wilayah penyangga, khususnya dalam mengantisipasi banjir Jakarta akibat kiriman air dari hulu.

“Langkah kongkrit Gubernur dalam membuat kajian untuk menanggulangi banjir Jakarta bersama sama Gubernur Jabar penanganan harus dimulai dari hulu hingga hilir. Koordinasi yang baik antar Pemimpin Daerah sangat diperlukan. Tujuannnya adalah menciptakan rasa nyaman dimasyarakat” jelasnya.

Sebelumnya, Pramono Anung merespons cibiran dari sejumlah pihak soal kegiatan memantau banjir menggunakan helikopter milik Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) Baharkam Polri pada Kamis, 6 Maret lalu.

Sebagian orang menilai Pramono tak sepatutnya menggunakan helikopter saat meninjau banjir. Mereka pun membandingkan dengan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang datang langsung ke lokasi terdampak banjir untuk menemui warga.

Pramono mengaku menerima kritikan yang dilontarkan padanya. Namun, ia juga menegaskan bahwa kegiatan pantau banjir dengan helikopter bukan atas kemauannya sendiri.

"Kritik itu merupakan obat yang sangat menyehatkan. Saya dikritik apa saja terima kasih, matur nuwun. Dan saya naik heli bukan permintaan saya. Ada yang menawarin," kata Pramono di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin, 10 Maret.

Lagipula, dalam peninjauannya itu, Pramono juga ingin memetakan daerah-daerah terdampak banjir yang memiliki urgensi sebagai lokasi kelanjutan normalisasi Sungai Ciliwung.

"Sehingga dengan demikian memang kenapa kemudian dilihat dari atas karena pengen naturalisasi, sodetan di mana-mana itu bisa dilakukan. Jadi sekali lagi naik heli bukan untuk gagah-gagahan," jelas Pramono.