JAKARTA - Delegasi Amerika Serikat dan Rusia akan kembali bertemu di Arab Saudi guna membahas langkah-langkah untuk mengakhiri perang di Ukraina yang berlangsung sejak tahun 2022.
Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz mengatakan, dirinya bersama Ajudan Kremlin Yury Ushakov sepakat selama percakapan telepon, tim pakar dari kedua negara akan bertemu di Riyadh dalam beberapa hari mendatang untuk membahas gencatan senjata parsial di Ukraina.
"Saya berbicara hari ini dengan mitra saya dari Rusia Yury Ushakov tentang upaya (AS) Presiden (Donald) Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina. Kami sepakat tim teknis kami akan bertemu di Riyadh dalam beberapa hari mendatang untuk fokus pada penerapan dan perluasan gencatan senjata parsial yang diperoleh Presiden Trump dari Rusia," tulis Waltz di akun X-nya, dikutip dari TASS 20 Maret.
Waltz mengatakan, setelah panggilan telepon dengan mitranya dari Rusia, ia akan segera berbicara dengan pejabat Ukraina.
"Diplomasi bolak-balik itu sulit, memang berat, tetapi kami terus maju mundur di setiap level untuk mendorong kedua belah pihak agar melakukan gencatan senjata, mendorong kedua belah pihak menuju akhir perang ini," kata Waltz kepada wartawan yang merujuk pada upaya Washington untuk mendorong dialog dengan Moskow dan Kyiv.
Waltz juga mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih, dalam kesempatan tersebut keduanya tidak membahas masalah abntuan militer Barat ke Ukraina.
Diplomasi gerak cepat yang bermula dari panggilan telepon Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu, membawa angin sejuk di tengah ketegangan hubungan kedua negara.
Setelahnya, kedua negara menggelar dua putaran pertemuan delegasi tingkat tinggi, pertama di Riyadh, Arab Saudi pada 18 Februari, kedua pertemuan di Istanbul, Turki pada 27 Februari.
"Kita semua melihat betapa cepatnya dunia berubah, situasi di dunia. Dalam hal ini, saya ingin mencatat bahwa kontak pertama dengan pemerintahan AS yang baru menginspirasi harapan tertentu," kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan Dinas Keamanan Federal akhir bulan lalu.
"Ada dedikasi bersama untuk bekerja memulihkan hubungan antarnegara dan secara bertahap menyelesaikan sejumlah besar masalah sistemik dan strategis yang terakumulasi dalam arsitektur global," lanjutnya.
Pada 18 Maret, Presiden Putin dan Presiden Trump membahas situasi di Ukraina, syarat-syarat untuk menghindari eskalasi dan sejumlah isu internasional melalui panggilan telepon.
BACA JUGA:
Menurut layanan pers Kremlin, Presiden Putin setuju dengan usulan pemimpin AS agar pihak-pihak yang berkonflik di Ukraina saling menahan diri dari serangan terhadap fasilitas infrastruktur energi selama 30 hari.
Menurut Gedung Putih, kedua belah pihak juga sepakat untuk memulai pembicaraan teknis tentang pengenalan gencatan senjata di Laut Hitam.
Syarat utama untuk menyelesaikan konflik tersebut adalah "penghentian total bantuan militer asing dan penyediaan informasi intelijen ke Kyiv," tegas Kremlin.