JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan tuntutan Amerika Serikat (AS) agar Teheran menahan diri dari pengayaan uranium sebagai hal "berlebihan dan keterlaluan”.
“Saya tidak berpikir perundingan nuklir dengan AS akan membuahkan hasil. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi," kata Khamenei sekaligus menekankan Washington harus menahan diri dari membuat tuntutan yang keterlaluan dalam negosiasi dilansir Reuters, Selasa, 20 Mei.
Meskipun ada harapan putaran kelima negosiasi akan berlangsung selama akhir pekan di Roma, perundingan nuklir masih belum jelas karena Iran dan AS telah berselisih pendapat mengenai isu pengayaan nuklir.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Majid Takht-Ravanchi sebelumnya mengatakan perundingan akan gagal jika Washington bersikeras agar Teheran menahan diri dari pengayaan uranium dalam negeri, yang menurut AS merupakan jalur yang memungkinkan untuk mengembangkan bom nuklir.
Meskipun Teheran mengatakan program energi nuklirnya sepenuhnya bertujuan damai.
Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Iran lainnya, Kazem Gharibabadi mengatakan Teheran sedang meninjau proposal dari Amerika Serikat.
Pekan lalu Presiden AS Donald Trump mengatakan Teheran perlu "bergerak cepat atau sesuatu yang buruk akan terjadi."
Presiden AS telah berulang kali memperingatkan Iran, negara itu akan dibom dan menghadapi sanksi berat jika tidak mencapai kompromi untuk menyelesaikan program nuklirnya yang disengketakan.
BACA JUGA:
Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden pada 2017-21, Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia yang memberlakukan batasan ketat pada aktivitas pengayaan Teheran dengan imbalan keringanan sanksi internasional.
Trump yang menyebut kesepakatan tahun 2015 berat sebelah dan menguntungkan Iran, juga memberlakukan kembali sanksi AS yang luas terhadap Iran.
Republik Islam itu meresponsnya dengan meningkatkan pengayaan.