Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa magnitudo (M) 6,3 di Provinsi Bengkulu tidak ada korban jiwa dan bukan dari zona megathrust.

Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan, gempa yang terjadi pada Jumat 23 Mei dini hari itu, berasal dari zona intraslab kedalaman 84 kilometer dan tidak berpotensi memicu tsunami.

“Karakter gempa intraslab ini memiliki getaran yang kuat tetapi tidak menyebabkan deformasi dasar laut, sehingga tidak menimbulkan tsunami,” kata Daryono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 23 Mei, disitat Antara.

Ia menambahkan, jenis gempa seperti ini cenderung memiliki "stress drop" tinggi, artinya energi dilepaskan secara tuntas dan biasanya tidak diikuti gempa susulan. Hingga siang ini, belum terdeteksi adanya aftershock.

Wilayah yang paling terdampak berada di Kota Bengkulu, namun getaran juga dirasakan cukup kuat di sejumlah daerah seperti Seluma di Bengkulu hingga Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, dan sebagian wilayah Lampung barat.

Daryono menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik karena secara ilmiah potensi gempa susulan sangat kecil.

"Energinya sudah rilis habis," katanya, seraya menambahkan bahwa zona intraslab memiliki batuan yang homogen sehingga berbeda dari zona-zona aktif gempa lainnya yang berpotensi menghasilkan gempa susulan dalam jumlah besar.

Sebelumnya, BNPB melaporkan sampai dengan Jumat 23 Mei pukul 11.20 WIB, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka yang dilaporkan.

Namun, gempa menyebabkan kerusakan pada 140 unit rumah serta sejumlah fasilitas umum di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, dan Kabupaten Seluma.

Dampak kerusakan bervariasi dari ringan hingga berat dengan rincian 50 rumah rusak di Kota Bengkulu, dua rumah dan satu unit PAUD di Bengkulu Tengah, serta 8 rumah roboh di Kelurahan Betungan. Selain itu, terdapat dua sekolah, satu masjid, satu kantor camat, dan satu balai pertemuan yang rusak.