JAKARTA - Mahasiswa China di Harvard membatalkan penerbangan pulang pada Jumat dan mencari nasihat hukum tentang cara tetap tinggal di Amerika Serikat setelah pemerintahan Presiden Donald Trump melarang universitas terkenal itu untuk menerima mahasiswa asing.
Pemerintah Trump juga memaksa mahasiswa asing saat ini untuk pindah ke kampus lain atau kehilangan status hukum mereka.
Harvard menyebut tindakan pemerintah itu "melanggar hukum" dan mengatakan mereka "berkomitmen penuh" untuk mendidik mahasiswa asing, yang mana warga negara China merupakan kelompok terbesar di universitas elit Ivy League di Cambridge, Massachusetts.
"Saya pikir komunitas China jelas terasa seperti entitas yang lebih tertarget dibandingkan dengan kelompok lain," kata Zhang, seorang mahasiswa berusia 24 tahun yang sedang menempuh pendidikan doktor di bidang fisika.
"Beberapa teman memberi saya saran bahwa saya harus mencoba untuk tidak tinggal di akomodasi saya saat ini jika keadaan memburuk, karena mereka pikir ada kemungkinan agen Imigrasi dan Bea Cukai dapat membawa Anda dari apartemen Anda," kata Zhang, yang tidak menyebutkan nama depannya karena alasan keamanan dilansir Reuters, Jumat, 23 Mei.
Zhang mengatakan banyak mahasiswa Tiongkok di Harvard khawatir tentang status visa dan prospek magang mereka, meskipun yang lain percaya sekolah tersebut kemungkinan akan memenangkan pertempuran hukum apa pun.
Jumlah mahasiswa internasional China di Amerika Serikat telah turun menjadi sekitar 277.000 pada tahun 2024 dari jumlah tertinggi sekitar 370.000 pada tahun 2019.
Ini terjadi salah satunya didorong oleh meningkatnya ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia dan meningkatnya pengawasan pemerintah AS terhadap beberapa mahasiswa China.
Warga negara Tiongkok merupakan seperlima dari penerimaan mahasiswa asing Harvard pada tahun 2024, kata universitas tersebut.
“Pengajar kami telah mengirimi kami email yang mengatakan sekolah secara aktif bekerja keras untuk memberikan tanggapan dalam 72 jam ke depan dan bermaksud untuk bernegosiasi dengan pemerintah," kata Teresa, seorang mahasiswa pascasarjana China di Harvard Kennedy School.
Unggahannya pada Jumat di platform Xiaohongshu yang mirip Instagram diberi judul "Pengungsi Harvard".
BACA JUGA:
Sementara pemerintah China bereaksi atas keputusan Trump.
Tindakan AS tersebut dianggap hanya akan merusak citra dan kredibilitas internasional Amerika Serikat", kata kementerian luar negeri China.
Chinai berjanji melindungi hak dan kepentingan yang sah" para mahasiswanya di luar negeri.
Beberapa "bangsawan" Tiongkok, sebutan bagi anak-anak elite Partai Komunis yang berkuasa, telah kuliah di Harvard selama dua dekade terakhir, termasuk putri Presiden Xi Jinping, Xi Mingze.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kampanye antikorupsi Xi telah meningkatkan pengawasan terhadap pejabat Partai Komunis dan hubungan keluarga mereka dengan negara-negara Barat, termasuk aset yang disimpan di luar negeri dan anak-anak yang kuliah di universitas-universitas bergengsi di AS.