Bagikan:

JAKARTA - Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan Jerman tidak akan lagi membatasi jangkauan senjata yang dipasok Berlin dan sekutunya ke Ukraina.

"Tidak ada lagi pembatasan jangkauan senjata yang dipasok ke Ukraina – tidak dari Inggris, tidak dari Prancis, tidak dari kami. Dan tidak ada juga dari Amerika (Serikat)," katanya dalam diskusi di forum yang diselenggarakan oleh penyiar WDR, melansir TASS 27 Mei.

"Itu berarti sekarang Ukraina dapat mempertahankan diri dengan, katakanlah, menyerang target militer di Rusia," tegas Kanselir Merz.

"Sebelumnya tidak dapat melakukannya, kecuali dalam keadaan yang jarang terjadi. Sekarang bisa," tandasnya.

Menurut Kanselir Merz, Jerman bersikeras bahwa Kyiv hanya menargetkan fasilitas militer.

Pertengahan bulan ini, Kanselir Merz mengatakan Jerman saat ini tidak memiliki rencana untuk mengirimkan rudal jelajah jarak jauh Taurus ke Ukraina.

"Saat ini, pertanyaan ini tidak ada dalam agenda," katanya kepada televisi ZDF.

Kanselir Merz menjelaskan, pengiriman rudal jenis itu akan memerlukan banyak waktu dan persiapan, karena pelatihan khusus diperlukan untuk mengoperasikan rudal tersebut.

Kanselir Merz menekankan, kemungkinan diskusi tentang pengiriman Taurus di dalam pemerintahan "adalah perdebatan yang tidak akan dibahas secara terbuka."

"(Presiden) Putin berbicara bahasa Jerman dengan baik. Dia hanya perlu menonton program-program di televisi Jerman untuk mengetahui apa yang direncanakan Jerman dan Eropa. Ini adalah keuntungan strategis baginya dan kerugian bagi kami," jelasnya, dikutip dari Agenzia Nova.

Bulan lalu, dalam wawancara dengan Caren Miosga dari ARD, Merz terbuka terhadap pengiriman rudal Taurus untuk membantu Ukraina, setelah rudal Rusia menewaskan 34 warga sipil dan melukai 117 lainnya di Kota Sumy, dikutip dari Euronews.

Namun, ia menekankan pengiriman rudal jarak jauh hanya akan terjadi setelah konsultasi dengan sekutu Jerman di Eropa.

"Itu harus dikoordinasikan. Dan jika disetujui, maka Jerman harus berpartisipasi," katanya ketika itu.

Rudal Taurus KEPD-350 mampu melesat dengan kecepatan hingga 1.170 kilometer (727 mil) per jam dan dapat menjangkau target sejauh 500 kilometer, dikutip dari DW.

Rudal Taurus akan memungkinkan Ukraina untuk menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia.

Taurus menawarkan jangkauan yang lebih jauh daripada rudal jelajah Scalp Prancis atau rudal Storm Shadow Inggris. Sistem ini juga memiliki presisi yang diperlukan untuk menghancurkan target strategis seperti pilar jembatan secara efektif.

Diketahui, Ukraina dan Presiden Volodymyr Zelensky sejak lama mengharapkan Jerman mengirim rudal Taurus. Jerman merupakan pemasok senjata terbesar kedua Ukraina, sejak perang dengan Rusia pecah, setelah Amerika Serikat.

Namun, Kanselir Jerman sebelumnya, Olaf Scholz telah berulang kali menolak pengiriman rudal Taurus, lantaran khawatir akan menyeret Jerman ke dalam konflik langsung dengan Rusia.