Bagikan:

JAKARTA - “Budaya tidak bisa berjalan sendiri. Ia perlu sinergi lintas sektor, termasuk dengan civil society seperti Maarif Institute,” ujar Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, saat menerima audiensi pengurus Maarif Institute di Kantor Kementerian Kebudayaan, Kamis 5 Juni.

Pernyataan tersebut menegaskan komitmen Menbud Fadli untuk membuka ruang kolaborasi dengan lembaga nonpemerintah dalam memperkuat kerja kebudayaan dan kemanusiaan di Indonesia. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, Fadli menekankan pentingnya pendekatan lintas bidang—dari cagar budaya hingga budaya populer—dalam merangkul seluruh lapisan masyarakat.

Direktur Eksekutif Maarif Institute, Andar Nubowo, menjelaskan bahwa lembaganya tengah memperkuat kembali pijakan keindonesiaan, keislaman, dan kemanusiaan dalam program-program mereka. Maarif Institute, kata Andar, fokus pada pembentukan pemikiran keislaman yang inklusif, moderat, dan majemuk. Di antara program yang sedang berjalan adalah Maarif World Award, penghargaan untuk tokoh lokal berdampak besar, Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif, kaderisasi bagi mahasiswa nasional dan regional, Jambore Pelajar Teladan Bangsa, untuk siswa SMA se-Indonesia, dan Maarif Fellowship, program penelitian mahasiswa tentang isu-isu kebudayaan dan kemanusiaan.

Andar berharap kolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan dapat menguatkan dampak dari program-program tersebut. “Kami ingin menjalin kerja sama yang searah dengan visi kebudayaan nasional di bawah kepemimpinan Pak Fadli Zon,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Fadli menyatakan kesiapannya mendukung inisiatif tersebut dan membuka ruang untuk sinergi konkret. Salah satu yang sedang dijajaki adalah partisipasi Kementerian Kebudayaan dalam Bulan Buya Syafii pada 30–31 Juli mendatang. Dalam acara tersebut, Fadli Zon diundang sebagai pembicara utama.

Audiensi ini juga dihadiri oleh jajaran Maarif Institute seperti Supriadi (Kepala Kesekretariatan), dan sejumlah pengurus lainnya. Dari pihak Kementerian, hadir pula Wawan Yogaswara (Sekretaris Ditjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi), Masyitoh Annisa Ramadhani Alkitri (Staf Ahli Menteri), dan Annisa Rengganis (Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional).

Di akhir pertemuan, Fadli Zon menegaskan pentingnya membangun hubungan berkelanjutan dengan komunitas sipil. “Kolaborasi semacam ini bukan hanya memperkuat kebudayaan, tapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.