India Kembali Catat Rekor Kematian COVID-19, Sehari 3.780 Orang Meninggal
Ilustrasi penanganan pasien COVID-19. (Wikimedia Commons/US Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Sara Eshleman)

Bagikan:

JAKARTA - Kematian akibat COVID-19 di India kembali mencetak rekor harian, dengan angka mencapai 3.780 kematian dalam 24 jam terakhir, sehari setelah kasus infeksi COVID-19 tembus 20 juta infeksi. 

Sementara, data Kementerian Kesehatan India menunjukkan, infeksi harian COVID-19 di India naik 382.315 pada Hari Rabu 5 Mei. Pemodelan pemerintah telah menunjukkan puncaknya pada Hari Rabu, beberapa hari lebih awal dari yang diperkirakan, karena virus telah menyebar lebih cepat dari yang diharapkan.

Lonjakan virus corona di India yang sangat menular telah menyebabkan rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen serta membuat kamar mayat dan krematorium meluap. Banyak orang meninggal di ambulans dan tempat parkir mobil menunggu tempat tidur atau oksigen.

"Dua kereta oksigen ekspres mencapai ibu kota Delhi pada Rabu, membawa oksigen cair yang sangat dibutuhkan, kata Menteri Kereta Api Piyush Goyal di Twitter, melansir Reuters. Lebih dari 25 kereta sejauh ini telah mengirimkan oksigen ke berbagai bagian India.

Pemerintah India mengatakan, pihaknya memiliki pasokan oksigen yang cukup, namun kendalanya ada pada distribusi yang terhalang oleh masalah transportasi.

Lonjakan infeksi di India bertepatan dengan penurunan drastis dalam vaksinasi karena masalah pasokan dan pengiriman. Ini menyebabkan sejumlah negara bagian menutup pusat vaksinasi, seperti Maharashtra dan Mumbai.

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi pun menuai kritik, termasuk terkait keengganannya melakukan penguncian dan lamban mengantisipasi gelombang kedua COVID-19.

Sementara itu, pihak oposisi India telah menyerukan penguncian nasional, tetapi pemerintah enggan untuk memberlakukan penutupan karena takut dampak ekonomi, meskipun beberapa negara telah memberlakukan pembatasan sosial.

"Satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran corona sekarang adalah penguncian penuh. Kelambanan Pemerintah India membunuh banyak orang yang tidak bersalah," kata anggota parlemen Kongres Rahul Gandhi di Twitter, merujuk pada Pemerintah India, seperti dilansir Reuters, Selasa 4 Mei.

Untuk diketahui, India memiliki sekitar 3,45 juta kasus aktif COVID-19, tetapi para ahli medis mengatakan jumlah sebenarnya dari kematian dan infeksi bisa lima hingga 10 kali lebih tinggi. Negara itu menambahkan 10 juta kasus hanya dalam empat bulan, setelah membutuhkan lebih dari 10 bulan untuk mencapai 10 juta pertama.

Sementara, Dewan Riset Medis India (ICMR) yang dikelola negara pada Hari Rabu mengatakan, pengujian harian di India telah turun tajam menjadi 1,5 juta pengujian.