Ketua Dewan HAM PBB Sebut Tidak Melihat Bukti Bangunan Sipil di Gaza untuk Tujuan Militer
Ilustrasi dampak serangan udara Israel. (Wikimedia Commons/Masser)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan HAM (Hak Asasi Manusia) Michelle Bachelet menyebut serangan mematikan Israel di Kota Gaza, Palestina, bisa menjadi kejahatan perang. 

Bachelet mengatakan ini dalam sesi khusus Dewan HAM PBB atas desakan neagra-negara Muslim, untuk membahas konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel, Kamis ini. 

Dikatakannya, jika serangan yang dilakukan tidak proporsional, maka akan menjadi kejahatan perang. Sementara dalam sesi khusus ia menyebut, dirinya tidak melihat bukti jika bangunan sipil di Gaza yang terkena serangan Israel, digunakan untuk tujuan militer. 

"Jika ditemukan tidak proporsional, serangan semacam itu mungkin merupakan kejahatan perang," katanya dalam Forum Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss yang beranggotakan 47 orang. Dia juga mendesak penguasa Islam Hamas di Gaza untuk menahan diri dari menembakkan roket tanpa pandang bulu ke Israel.

Militer Israel beberapa kali mengklaim, serangan udara yang dilakukannya di Gaza, menyasar rumah tokoh-tokoh militan Hamas, serta jaringan terowongan bawah tanah yang digunakan militan. 

Salah satu serangan udara terparah terjadi pada 16 Mei, di mana serangan Israel ke Gaza menyebabkan 42 warga sipil Palestina tewas, termasuk 10 anak-anak. Militer Israel mengatakan, korban sipil tidak disengaja. Menurut mereka, serangan udara yang dilakukan ditujukan untuk menyerang sistem terowongan bawah milik militan Hamas yang menguasai Gaza.

"Fasilitas militer bawah tanah runtuh, menyebabkan fondasi rumah sipil di atasnya juga runtuh, menyebabkan korban yang tidak diinginkan," sebut pernyataan militer Israel.

Untuk diketahui, akibat konflik bersenjata selama 11 hari kedua belah pihak, sedikitnya 254 orang tewas di Gaza dan lebih dari 1.900 terluka, kata otoritas kesehatan Palestina.

Sementara, militer Israel menyebutkan jumlah korban tewas di Israel adalah 13, dengan ratusan orang dirawat karena luka-luka setelah tembakan roket menyebabkan kepanikan, membuat warga sipil mengungsi. 

Bangunan komersial, menara tempat tinggal dan rumah pribadi di seluruh Jalur Gaza, tempat tinggal 2 juta orang, rusak atau hancur pada saat gencatan senjata diumumkan.