IDF Lancarkan Serangan Udara ke Gaza, Balon Pembakar Kembali Hujani Israel
Ilustrasi dampak serangan udara di Gaza. (Wikimedia Commons/tomer.gabel)

Bagikan:

JAKARTA - Balon pembakar kembali menghujani wilayah Israel, beberapa jam berselang setelah tentara Israel (IDF) melakukan serangan udara ke Jalur Gaza, bentrok terbuka pertama setelah kesepakatan gencatan senjata beberapa waktu lalu. 

Petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan empat kobaran api di Israel selatan, Rabu 16 Juni yang dipicu oleh perangkat pembakar balon yang diluncurkan dari Jalur Gaza, Palestina untuk hari kedua berturut-turut.

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel dalam pernyataannya menyebut, semua kebakaran terjadi di wilayah Eshkol dan tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat.

Ofer Lieberman, petani Israel dari Kibbutz Am Nir yang lahan pertaniannya kembali menjadi sasaran konflik Israel-Palestina, mengaku sudah terbiasa dengan dampak yang terjadi di wilayahnya. 

"Sayangnya, kami sudah terbiasa dengan ini. Daerah kami tetap tegang, bahkan setelah operasi (Gaza) berakhir," tuturnya kepada Ynet seperti dikutip dari Times of Israel Kamis 17 Juni.  

"Kami adalah yang pertama mendapat kecaman segera setelah sesuatu terjadi di tempat lain. Kali ini adalah pawai bendera di Yerusalem," tambahnya, mengacu pada pawai Hari Selasa dari orang-orang Yahudi ultranasionalis melalui Kota Tua, yang diperingatkan Hamas akan memicu eskalasi.

Lebih dari 3 hektar ladang pohon lemon di Kibbutz Nir Am terbakar pada Hari Selasa, bersama dengan hampir satu hektar pohon clementine, menurut penyiar publik Kan. Ladang gandum dan kebun jeruk keprok juga terbakar, dengan total lebih dari 30 hektar lahan dibakar.

Sebelumnya, IDF melakukan serangan udara terhadap sasaran militer Hamas di Gaza setelah tengah malam pada Hari Rabu, sebagai tanggapan atas serangan balon pembakar dari Gaza pada Hari Selasa, yang menyebabkan 26 kebakaran di kota-kota perbatasan selatan.

Serangan balon dan balasan IDF merupakan bentrokan terbuka pertama sejak konflik 11 hari bulan lalu di Jalur Gaza berakhir. Serangan udara balasan juga yang pertama sejak Naftali Bennett mengambil menjabat sebagai Perdana Menteri Israel. 

Mengutip Times of Israel, PM Naftali Bennet yang merupakan pemimpin Partai Politik Yamina, sejak lama bersikeras serangan pembakaran harus direspon sama oleh IDF seperti respon terhadap serangan roket.