MEDAN - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi sangat mungkin terjadi apabila lonjakan kasus harian COVID-19 terus berlanjut.
Dalam skenario yang berat, pertumbuhan ekonomi diproyeksi hanya bisa mencapai level maksimal 3,7 persen pada sepanjang tahun ini.
BACA JUGA:
Kondisi itu kemungkinan akan dihadapi Indonesia jika penyebaran COVID-19 terus memuncak hingga lebih dari pekan kedua Juli 2021 yang kemudian diikuti oleh perpanjangan pembatasan sosial sampai dengan pekan ketiga Agustus.
Sri Mulyani: Laju Pertumbuhan Lebih Lambat
“Dalam situasi ini laju perekonomian relatif lebih lambat,” ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia, Rabu, 7 Juli.
Menkeu menambahkan, laju pemulihan diyakini baru akan terjadi pada awal kuartal IV 2021 yang berarti telah memasuki penghujung tahun.
Adapun dalam skenario moderat atau ringan, laju kasus harian tidak boleh terus memuncak hingga pekan kedua bulan ini.
Selain itu, pembatasan sosial secara ketat maksimal berlaku sampai dengan pekan pertama Agustus. Jika ini terjadi, maka laju pemulihan sudah bisa terasa pada bulan yang sama.
“Dalam skenario moderat pertumbuhan ekonomi tahunan bisa mencapai level 4,5 persen,” tutur Menkeu.
Sebagai informasi, pemerintah sendiri mematok pertumbuhan ekonomi pada tahun ini bisa diraih antara rentang 4,5 persen sampai dengan 5,3 persen. Target tersebut dibuat pemerintah pada awal tahun sebelum terjadinya lonjakan COVID-19 pada paruh pertama 2021.
Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Sri Mulyani Bawa Kabar Buruk: Jika Lonjakan COVID-19 Berlanjut Pertumbuhan Ekonomi Cuma 3 Persenan Tahun Ini
Selain pemaparan Sri Mulyani Terkait dengan pertumbuhan Ekonomi, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!