Wawancara Bersama dr. Daeng M. Faqih soal Konspirasi COVID-19
Dr. Daeng M. Faqih, S.H., M.H. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Bagikan:

MEDAN - Tak bisa dipungkiri COVID-19 sudah mengubah tatanan dunia. Berbagai sektor kehidupan mulai dari kesehatan, ekonomi, pariwisata, transportasi, dan lain sebagainya terpengaruh.

Banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar karena terdampak pandemi ini. Dampak lainnya pertumbuhan ekonomi melambat, ada pemutusan hubungan kerja massal terjadi di berbagai perusahaan yang tersebar di belahan dunia. Dampak COVID-19 ini begitu dahsyat.

Ironisnya meski sudah terpampang nyata begitu banyak bukti bagaimana dahsyatnya serangan virus ini, masih ada orang yang tak percaya pada keberadaan COVID-19.

Mereka bukan hanya dari kalangan awam tetapi juga dari kalangan terpelajar dan bahkan pernah mengenyam pendidikan di fakultas kedokteran. Inilah yang disayangkan oleh dr. Daeng Mohammad Faqih, S,H., M.H.

“Virus ini  nyata ada meski tak bisa dilihat oleh mata telanjang. Sebagaimana virus-virus sebelumnya memang secara fisik amat kecil, jadi memang tak bisa juga dilihat kalau tidak dengan alat. Tetapi dia ada. Buktinya sekian banyak orang sudah terpapar, sekian banyak orang harus kehilangan nyawa. Namun demikian sekian banyak juga yang berhasil sembuh dari virus ini,” terangnya.

Selain itu begitu bermunculan pula teori konspirasi soal COVID-19 ini. Di awal pandemi muncul pertanyaan apakah virus ini buatan atau memang muncul secara alamiah.

Ada juga dugaan kalau virus ini dibuat oleh negara tertentu yang bertujuan menghancurkan  negara lain.

Ada lain teori yang mengemuka kalau virus ini sengaja dibuat oleh perusahaan farmasi dengan tujuan membuat vaksin yang bisa dipasarkan setelah pandemi mewabah. Motif ekonomi diduga diduga ada dibalik kemunculan virus ini. Dan masih banyak lagi teori lain yang uniknya banyak orang yang mempercainya.

Saat ditanyakan persoalan teori konspirasi yang menyertai munculnya COVID-19 ini Daeng tak mau masuk ke ranah itu.

“Sebagai tenaga kesehatan kami tidak masuk ke ranah itu. Fokus kami pada pencegahan dan penyembuhan orang-orang yang sudah terpapar. Pencegahan dengan mengajurkan semua orang untuk menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Lalu mengikuti vaksinasi yang sekarang sedang digalakkan oleh pemerintah dan pengobatan dilakukan untuk yang sudah terpapar,” katanya.

Sampai berita ini diunggah (update terakhir 1 Agustus), berdasarkan data resmi dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19, secara global virus ini sudah merambah ke 223 negara.

Jumlah orang yang terkonfirmasi sebanyak 196.553.009, sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 4.200.412 jiwa. Sementara itu untuk lingkup Indonesia yang terkonfirmasi positif sebanyak 3.440.396. Dari jumlah itu yang dilaporkan sembuh sebanyak 2.809.538 orang. Dan yang meninggal dunia sebanyak 95.723 orang.

Daeng optimis sebaran COVID-19 ini bisa diminimalisir jika semua pihak patuh dalam menjalankan protokol kesehatan; menggunakan masker, mencuci tangan (dengan sabun) secara rutin, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Langkah ini dapat mencegah penularan dan menyebaran COVID-19.  Kepada Iqbal Irsyad dan Edy Suherli dari VOI, yang mewawancarainya secara secara daring belum lama berselang, Daeng M. Faqih berbicara banyak seputar penanganan dan pencegahan COVID-19. Inilah petikan selengkapnya.

Bagaimana Anda melihat fenomena pandemi COVID-19 yang sudah hampir dua tahun melanda Indonesia dan juga dunia?

Yang perlu disadari oleh kita semua sampai setahun setelah virus ini mewabah di Indonesia belum ada landai seperti yang diharapkan. Artinya ancaman dari virus ini masih ada bahkan ada kecendrungan makin besar.

Kalau dikatakan adanya gelombang kedua mungkin sekali dengan munculnya varian delta.  Dalam kondisi seperti ini kita tidak boleh lengah soalnya kejadian yang sekarang ini luar biasa, protokol kesehatan tetap harus dijalankan. Beberapa waktu lalu kita sempat lengah dengan abai melakukan prokes.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Eksklusif, Soal Konspirasi COVID-19, Daeng M. Faqih: Dokter Tak Masuk Ke Ranah Itu 

Selain Konspirasi COVID-19, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!