MEDAN - Lebih dari satu tahun setengah Indonesia disibukkan oleh penanganan COVID-19 dan wajib menggunakan masker dalam kehidupan sehari-hari.
Setidaknya, menurut Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing, ada dua makna di balik wacana kemungkinan hidup bertahun-tahun yang relatif tanpa batas waktu dengan masker.
BACA JUGA:
Apa Pemerintah setelah Jokowi Dapat Mengatasi Pandemi COVID-19 di Indonesia
Pertama, berakhirnya periode pemerintahan yang berkuasa baik yang sekarang maupun yang akan datang, tidak menjamin bahwa kasus COVID-19 bisa tertangani dengan tuntas.
"Karena itu, muncul pertanyaan kritis, apakah wacana tersebut mampu menumbuhkan optimisme atau malah sebaliknya dari publik terhadap penanganan COVID-19 oleh para penanggungjawab yang ditugaskan oleh Presiden," ujar Emrus dalam keterangan yang diterima VOI, Kamis, 12 Agustus.
Emrus menilai, pilihan diksi menjadi penting dalam seluruh rangkaian narasi dari seorang pejabat publik atau komunikator komunikasi publik. Sebab, menurutnya, kata atau diksi itu punya power membentuk persepsi dan makna di peta kognisi setiap khalayak membentuk perilaku individu dan kolektif.
Kedua, implementasi strategi Komunikasi menjadi solusi tak terbantahkan menangani COVID-19.
"Hal ini sudah berkali-kali saya sampaikan di ruang publik, karena menyangkut kesadaran segala hal tentang masker, sikap dan rasa nyaman terhadap penggunaan masker serta perilaku masyarakat mengenakan masker itu sendiri," katanya.
Diketahui, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memprediksi, dengan laju penularan seperti sekarang, akan ada tambahan 100 juta kasus baru COVID-19 lagi di awal tahun 2022. Artinya dunia kemungkinan akan segera menuju total 300 juta kasus COVID-19.
"Dengan laju saat ini, kita bisa melewati 300 juta kasus pada awal tahun depan," ungkap Tedros seperti dikutip dari The Washington Post, Kamis, 12 Agustus.
Sementara sebelumnya, Kasubbid Tracing, Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19, Kusmedi Priharto pun mengatakan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi sampai kapan pandemi Corona ini akan berlangsung.
"Jadi, kita tahu bahwa kita sudah satu setengah tahun ya mengalami masalah COVID-19 ini. Dan sampai hari ini tidak ada satu orang pun yang bisa memprediksi sampai berapa lama COVID-19 ini akan berada. Dan bagaimana nanti kita dapat mengatasi masalah ini," ungkap dalam dialog secara virtual dari kanal resmi BNPB, Kamis, 29 Juli.
Bahkan, kata Kusmedi, beberapa negara yang telah membuka lockdown pun akhirnya kembali melaksanakan kebijakan lockdown. "Beberapa negara yang sudah tadinya melepas lockdown akhirnya kembali lagi pada lockdown, kembali lagi pada lockdown," katanya.
Oleh karena itu, Kusmedi mengatakan, kini sewajarnya mempersiapkan diri untuk berdampingan dengan dengan COVID-19. "Sudah sewajarnya lah kita mempersiapkan diri kita untuk hidup berdampingan dengan COVID-19," tuturnya.
Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Penggunaan Masker Tanpa Batas Waktu, Pengamat: Pemerintahan Sekarang dan Selanjutnya Tak Jamin COVID-19 Bisa Tuntas
Selain Pandemi COVID-19 di Indonesia, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!