Efek Vaksin Pfizer, Timbulkan Peradangan Otot Jantung hingga Kematian
Ilustrasi vaksin COVID-19. (Wikimedia Commons/MDGovpics)

Bagikan:

MEDAN - Selandia Baru melaporkan kasus kematian pertama yang tercatat terkait dengan vaksin COVID-19 lansiran produsen Amerika Serikat, Pfizer, kata kementerian kesehatan pada Hari Senin, setelah seorang wanita menderita efek samping langka yang menyebabkan peradangan otot jantungnya.

Berita kematian itu muncul saat Negeri Kiwi tengah meningkatkan upaya memerangi wabah COVID-19 varian Delta, setelah hampir enam bulan bebas virus. Ini mengikuti tinjauan oleh panel independen yang memantau keamanan vaksin.

Efek samping vaksin Pfizer yang langka

"Ini adalah kasus pertama di Selandia Baru di mana kematian pada hari-hari setelah vaksinasi dikaitkan dengan vaksin Pfizer COVID-19," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan usia wanita tersebut, melansir Reuters Senin 30 Agustus.

Panel pemantau vaksin mengaitkan kematian itu dengan miokarditis, efek samping vaksin Pfizer yang langka namun diketahui, tambah kementerian itu.

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung yang dapat membatasi kemampuan organ untuk memompa darah, serta dapat menyebabkan perubahan ritme detak jantung.

Sebagai tanggapan, Pfizer mengatakan mengakui mungkin ada laporan miokarditis yang jarang terjadi setelah vaksinasi, tetapi efek samping seperti itu sangat jarang.

"Pfizer menanggapi kejadian buruk yang berpotensi terkait dengan vaksin kami dengan sangat serius," jelas Pfizer kepada Reuters.

"Kami memantau dengan cermat semua peristiwa semacam itu dan mengumpulkan informasi yang relevan, untuk dibagikan dengan otoritas pengatur di seluruh dunia," sambung pemberitahuan tersebut.

Kementerian Kesehatan Selandia Baru mengatakan, masalah medis lainnya pada saat yang sama dapat mempengaruhi hasil setelah vaksinasi. Tetapi manfaat vaksin melebihi risiko dari efek samping, tambahnya.

"Manfaat vaksinasi dengan vaksin Pfizer COVID-19 terus jauh lebih besar daripada risiko infeksi COVID-19 dan efek samping vaksin, termasuk miokarditis," sebut kementerian.

Untuk diketahui, Selandia Baru untuk sementara telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 lansiran Pfizer/BioNTech, Johnson & Johnson dan AstraZeneca. Tetapi, baru vaksin yang diproduksi Pfizer yang telah disetujui untuk diluncurkan ke publik.

Hari Senin ini, Selandia baru melaporkan 53 kasus infeksi baru, menjadikan penghitungan infeksi Selandia Baru dalam wabah saat ini menjadi 562, di tengah penguncian nasional yang diberlakukan bulan ini untuk membatasi penyebaran varian Delta. Semua kasus baru baru dilaporkan di kota terbesarnya, Auckland.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Timbulkan Peradangan Otot Jantung, Selandia Baru Laporkan Kasus Kematian Pertama Terkait Vaksin Pfizer

Selain Efek Vaksin Pfizer, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!