MEDAN - Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya pernah menjadi salah satu negara kuat dunia dalam bidang industri semikonduktor (chip). Bahkan, dia menyebut kemampuan RI dalam menghasilkan chip dapat memenuhi permintaan global yang mulai tumbuh pada masa itu.
Menurut Taufiek, puncak kemandirian industri chip Indonesia terjadi pada medio 1980-an. Tidak main-main, anak buah dari Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita itu mengungkapkan jika nilai perdagangan chip RI dengan sejumlah negara kala itu mencapai nilai ratusan juta dolar AS.
BACA JUGA:
Ekspor produk semikonduktor senilai 135 juta dolar AS
“Indonesia tahun 1985 pernah mengekspor produk semikonduktor senilai 135 juta dolar AS,” ujarnya dalam webinar bertajuk Peluang Industri Indonesia Terkait Isu Global Chip Shortage, Selasa, 31 Agustus.
Taufiek menambahkan, situasi menguntungkan tersebut tidak lepas dari peranan investor mancanegara yang menanamkan modalnya untuk membangun fasilitas produksi di Tanah Air. Namun sayang, keadaan tersebut tidak bertahan lama karena entitas induk dari perusahaan asing tersebut memutuskan untuk hengkang dari Indonesia.
“Kita bisa ekspor karena ada perusahaan dari AS (Amerika Serikat) disini. Tapi sayang, tahun 1986 mereka pindah ke negara lain,” tuturnya.
Taufiek sendiri menjelaskan bahwa kelangkaan yang mengarah pada krisis chip dunia saat ini tidak lepas dari kondisi pandemi.
“Pada awal pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia mengakibatkan industri hilir elektronika menurunkan permintaan chips. Demikian pula di industri hulu, yakni industri semikonduktor juga mengurangi produksi secara drastis. Di sisi lain, rantai pasok dunia mengalami ketimpangan karena saat ini industri chip dunia hanya diproduksi beberapa negara, Taiwan, Korea Selatan, AS, China, Jepang, Jerman, Swiss, Belanda, Singapura, serta Malaysia,” katanya.
“Dalam perkembangannya, kini banyak negara memperebutkan chip untuk kebutuhan produksi mereka. Sedangkan, negara produsen chip melakukan proteksi karena ini berteknologi tinggi, dan memiliki daya tawar politik tersendiri. Inilah kondisi yang mendorong chip mengalami kelangkaan saat ini,” tutup Dirjen ILMATE Taufiek Bawazier.
Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Dunia Krisis Chip! Indonesia Ternyata Pernah jadi Eksportir Chip Global Senilai 135 Juta Dolar AS di 1985
Selain Negara Penghasil Chip Terbesar, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!