Tak Cuma Penularan COVID-19 Peserta PON Papua Juga Ada yang Kena Malaria dan Diare
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut pihaknya tak cuma menemukan adanya penularan virus corona dalam penyelenggaraan PON XX Papua.

Di samping temuan 83 kasus COVID-19 pada PON Papua per tanggal 11 Oktober, partisipan PON Papua juga mengalami keluhan penyakit lain, yakni malaria dan diare.

"Keluhan penyakit lain yang tercatat selama penyelenggaraan PON ialah 4 kasus malaria dan 2 kasus diare," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa, 12 Oktober.

Wiku bilang, semua pihak dapat mengambil pelajaran dari penyelenggaraan PON Papua bahwa perencanaan matang merupakan hal yang paling krusial dalam penyelenggaraan acara besar di tengah badai COVID-19.

Selain itu, kata dia, evaluasi yang diikuti dan dilakukan setelah penyelenggaraan PON XX dapat kita gunakan sebagai landasan persiapan penyelenggaraan acara di masa depan.

"Hasil evaluasi ini dapat dimanfaatkan tidak terbatas untuk penyelenggaraan acara olahraga, namun acara-acara lain yang melibatkan banyak orang demi memastikan kegiatan tersebut dapat berlangsung lancar dan aman COVID-19," ungkap dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan dari 83 orang yang terpapar COVID-19 di tengah penyelenggaraan PON XX Papua didominasi oleh atlet. Sementara sisanya, terdiri dari official, wasit, dan wartawan yang sedang melakukan peliputan.

"Atletnya 72 persen; official 23 persen, coach (pelatih) 1,5 persen, wasit 1,5 persen dan di situ masuk wartawan yang meliput. Beberapa atlet cabang olahraga yang cukup banyak (terpapar COVID-19, red) yaitu 9 atlet judo, sepatu roda. Kemudian tujuh atlet motocross, panahan, dan kriket," ucap Airlangga pada Senin, 11 Oktober.

Sementara, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan penambahan kasus aktif di tengah gelaran lomba olahraga itu disebabkan oleh sejumlah hal. Termasuk, akibat para atlet tidur dalam satu kamar yang ditempati lebih dari dua orang.

"Hasil pengamatan kami, penularan disebabkan karena di tempat penginapan kamar atlet ditempati sekitar empat orang," ujar Budi.