Pigai Meradang 'Papua Dapat Apa' dari Pembangunan Smelter Freeport Gresik, Denny Siregar Beri Jawaban Menohok
Ilustrasi-(Foto: Dok PT Freeport Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Aktivis HAM Natalius Pigai meradang saat pemerintah membangun smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur ketimbang di Papua. Pigai bilang, tidak ada keuntungan ekonomi yang didapatkan Papua dari pembangunan ini.

Kekecewaan Pigai ini diungkapkan lewat cuitan di akun Twitter-nya, @NataliusPigai2 yang dikutip Kamis, 14 Oktober. Sambil menayangkan beberapa pemberitaan di media daring, Pigai bilang "Ini tudak adil bagi Papua. Papua dapat Apa? Semua yang baik akan terlihat, yang buruk juga akan ketahuan," cuit Pigai.

Pigai melanjutkan, alasan dia protes pembangunan smelter semata-mata karena kemanusiaan dan keadilan. "Saya pembela kemanusiaan & keadilan.!"

Cuitan Pigai ini mendapat atensi warganet dengan 1.309 suka dan 387 Retweet. Pegiat Media Sosial Denny Siregar ikut mengomentari cuitan Pigai ini. Menurut Denny, tidak ada urusan kedaerahan dalam pembangunan smelter Gresik ini. "Gini Lho Pigai..Ini gada urusan kedaerahan. Semata2 urusan ekonomis dan bisnis," cuit Denny di @Dennysiregar7.

"Infrastruktur bangun Smelter itu butuh listrik besar, Gresik sdh ada dan gak perlu bangun lagi. Trus limbahnya jg sdh penampungnya. Kalo gak tau, tanya. Bukan sibuk bawa2 daerah," cetus Denny.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa smelter PT Freeport Indonesia yang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur akan menghasilkan rata-rata 35 ton emas per tahun. Nilai transaksi pun bakal melejit hingga puluhan triliun.

Lebih lanjut, Erick Thohir mengatakan bahwa investasi smelter PT Freeport senilai Rp42 triliun. Adapun di dalam smelter tersebut akan dilakukan pemurnian tembaga yang menghasilkan katoda tembaga. Termasuk juga emas perak dan logam berharga lainnya.

"Sehingga nanti kita bisa hasilkan rata rata 35 ton emas per tahun yang nilai transaksinya Rp30 triliun," katanya dalam groundbreaking smelter di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa, 12 Oktober.

Tak hanya memberikan keuntungan pada pendapatan, kata Erick, smelter yang dibangun di KEK Gresik, tersebut juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 40.000 pekerja dengan memprioritaskan para pekerja asli Jawa Timur.

"Tadi Ibu Gubernur (Jawa Timur) titip kalau bisa mayoritas pekerjanya dari Jawa Timur sehingga kepastian pembukaan tenaga kerja juga terjadi," ucapnya.

Erick mengungkap bahwa pendapatan PT Freeport Indonesia meningkat lebih dari 100 persen usai kepemilikan sahamnya dikuasai Indonesia sebanyak 51 persen. Erick menyebut, kinerja Freeport terus mengalami peningkatan dalam setahun terakhir.