Fadjroel Jadi Dubes, Istana: Belum Ada Arahan Pengganti Juru Bicara
DOKUMENTASI ANTARA/FADJROEL RACHMAN

Bagikan:

JAKARTA - Jabatan Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini kosong setelah Fadjroel Rachman dilantik menjadi Duta Besar RI untuk Kazakhstan. Namun, jabatan ini nampaknya akan dikosongkan mengingat belum pernyataan resmi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini.

"Sampai saat ini belum ada arahan dari Presiden," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Bey Machmudin kepada wartawan, Senin, 25 Oktober.

Lagipula, peran juru bicara disebut masih bisa ditangani oleh Menteri Sekretaris Negara (Menseskab) Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, maupun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Pernyataan senada disampaikan Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono juga mengatakan pengganti Fadjroel belum ditentukan bahkan belum diusulkan.

"Belum ada pengganti, belum diusulkan," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi secara resmi melantik 17 Duta Besar RI di Istana Negara pada hari ini atau Senin, 25 Oktober.

Mereka yang dilantik sebagai Duta Besar RI adalah Fadjroel Rachman sebagai Duta Besar RI Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan; Abdul Aziz untuk Kerajaan Arab Saudi merangkap Organization of Islamic Cooperation (OIC); Dewi Tobing untuk Sri Lanka merangkap Republik Maladewa; Bebeb AK Djundjunan Untuk Republik Yunani; dan Lena Maryana Mukti untuk Kuwait.

Berikutnya Pribadi Sutiono untuk Republik Slowakia; Muhammad Najib untuk Kerajaan Spanyol merangkap United Nations World Tourism Organization (UNWTO); Ardi Hermawan untuk Kerajaan Bahrain; Ade Padmo Sarwono untuk Kerajaan Yordania Hashimiah merangkap Palestina; serta Mohamad Oemar untuk Prancis merangkap Kepangeranan Andorra, Kepangeranan Monako, dan United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Kemudian Tatang Budi Utama Razak untuk Republik Kolombia merangkap Antigua dan Barbuda, Barbados dan Federasi Saint Kitts dan Nevis; Derry MI Amman untuk Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Association of Southeast Asian Nation (ASEAN); Arrmanatha Nasir untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi-organisasi internasional lainnya; Febrian A Ruddyard untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, World Trade Organization (WTO), dan organisasi-organisasi internasional lainnya di Jenewa; Siswo Pramono untuk Australia merangkap Republik Vanuatu; Okto Dorinus Manik untuk Republik Demokratik Timor-Leste; dan Rosan Perkasa Roeslani untuk Amerika Serikat.