Jatah Vaksin Kota Medan Dikurangi, Bobby Nasution Protes ke Gubsu Edy
Dokumentasi IST/Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution

Bagikan:

MEDAN - Wali Kota Medan Bobby Nasution mengungkapkan kuota vaksin yang dikirim Kementerian Kesehatan untuk Pemko Medan melalui Dinas Kesehatan Sumut selalu dipotong.

Hal itu diungkapkannya langsung ke Gubernur Sumatera Utara Gubsu) Edy Rahmayadi dalam rapat koordinasi tindak lanjut penanganan COVID-19 di rumah Dinas Gubernur di Medan, Jumat, 29 Oktober. 

"Misalnya, jatah Kota Medan 50 ribu, namun yang diberikan hanya 30 ribu," kata Bobby Nasution.

Menantu Presiden Jokowi ini mengatakan, pemotongan itu diketahuinya saat dirinya bertanya langsung ke Kementerian Kesehatan. 

Dari situ, Bobby Nasution mendapat informasi setiap kabupaten/kota sudah mendapat jatah masing-masing oleh Kemenkes. Bahkan, alokasinya untuk tiap kabupaten/kota juga sudah dirinci.

Namun, saat pendistribusian, ternyata tak semua jatah disalurkan ke kabupaten/kota

"Jadi kadang, berapa kami kami dikasih, (berapa) kami terima," kata Bobby Nasution.

Pemotongan kuota vaksin itu, diyakini Bobby Nasution tak hanya terjadi di Medan. Ia menduga, kejadian serupa dialami daerah lain. 

"Apalagi, kejadian serupa bukan hanya terjadi sekali dua kali, tetapi berkali-kali," ungkapnya. 

Untuk itu, Bobby Nasution meminta Dinas Kesehatan Sumatera Utara untuk lebih terbuka soal alokasi vaksin untuk daerah di Sumut.

Mendengar pengakuan Bobby itu, Gubsu Edy langsung menjawab. Gubsu  Edy mendesak Dinkes untuk segera mengumumkan stok vaksin yang ada di gudang Dinkes. 

"Jangan ada dusta di antara kita," kata Edy.

Dijelaskan Gubsu Edy, pasokan vaksin yang masuk melalui Dinkes Sumut memang sudah diatur pola distribusinya. Dia mencontohkan, jika vaksin yang masuk 100 ribu vial, maka 25 ribu diberi kepada Polda dan 25 ribu diberikan kepada Kodam. 

Sementara 50 ribu sisanya yang akan dibagi kepada seluruh kabupaten atau kota. Gubsu Edy juga mengatakan saat alokasi sudah disiapkan, proses distribusi dari pusat justru sering dicicil. 

"Menkes itu mengirim seratus tapi tak langsung seratus. Dicicil sama dia, tiga puluh, lima puluh dan seterusnya," papar Edy Rahmayadi.

Gubsu Edy meminta Dinkes untuk membuka dan mengumumkan stok vaksin yang ada, sehingga hal tersebut tak diperdebatkan dalam waktu yang lama.

Pihaknya juga berencana akan mengurangi distribusi ke daerah yang sebaran vaksinasinya sudah tinggi dan vaksinasi akan difokuskan di daerah-daerah yang capaiannya masih rendah.

Diketahui, capaian vaksinasi COVID-19 di Kota Medan sampai saat ini sudah mencapai 66,33 persen untuk dosis pertama. Kemudian, 46,51 persen untuk suntikan dosis kedua.