Jusuf Kalla Ajak Masyarakat Muslim Belajar Bisnis ke Kalangan Tionghoa, Ini Kata Dia Sekaligus Komentar Konglomerat Chairul Tanjung
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (kiri) ketika bertemu Presiden China Xi Jinping (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Jiwa entrepreneur seolah tidak pernah lepas dari diri Jusuf Kalla. Mantan Wakil Presiden RI di dua periode pemerintahan yang berbeda ini mendorong masyarakat muslim di Tanah Air untuk bisa menimba ilmu kepada kalangan keturunan Tionghoa yang memang dikenal gigih dan tekun dalam berbisnis.

“Orang China bisa lebih maju karena mereka juga terukur, punya anak lima masing-masing dikasih satu toko sama orang tuanya, jadi pengusaha mereka sudah bertambah lima. Beda dengan kita yang anaknya ingin jadi tentara, polisi,” ujarnya ketika berbicara di forum diskusi yang digelar MUI, Sabtu, 11 Desember.

Dia pun lantas membandingkan kondisi tersebut dengan fenomena konglomerasi di Indonesia yang masih minim kontribusi pengusaha muslim.

“Dari 10 orang kaya di Indonesia, hanya satu yang Islam (Chairul Tanjung). Kalau dalam daftar 100 paling hanya delapan yang kita masuk,” tuturnya.

Perbandingan lain yang dipaparkan oleh JK, panggilan akrab Jusuf Kalla, adalah soal ekspansi produk-produk unggulan China yang bisa menembus batasan tradisional.

“Di Arab Saudi ada toko besar yang 90 persen barangnya berasal dari China. Kalau ekonomi melakukan seleksi agama, maka yang seharusnya ada barang disana adalah produk Indonesia bukan dari China karena kita mayoritas muslim,” katanya.

Satu hal yang diapresiasi JK adalah soal kemauan pemerintah untuk menggelontorkan pembiayaan murah kepada pengusaha kecil lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“KUR ini sangat menolong pengusaha-pengusaha kita,” tegasnya.

Terpisah, konglomerat Chairul Tanjung (CT) sempat menyebut jika kemajuan ekonomi tidak lepas dari kemauan umat untuk mengubah pola pikirnya selama ini.

“Umat harus bisa bertransformasi khususnya dalam pola pikir, karena kalau tidak maka menuju untuk menuju entrepreneur itu sangat sulit. Peran ulama juga penting disini bagaimana memberikan arahan dan bimbingan bahwa untuk mencapai akhirat kita juga butuh dunia. Jadi, menang di dunia menang juga di akhirat,” ucap dia seperti yang diberitakan VOI sebelumnya.

Adapun dari sisi dunia usaha, bos CT Corps itu berharap akan muncul lebih banyak lagi tokoh umat yang menjadi pemain penting dalam perekonomian Indonesia.

“Kita butuh semakin banyak perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh umat, sehingga dari mulai tujuan dan profit digunakan untuk sebesar-besarnya kemaslahatan bersama. Ini semua menjadi faktor kolaborasi yang penting untuk kebangkitan ekonomi umat,” tutup Chairul Tanjung.