Rumah Cetak 3D Pertama, Keluarga di Amerika Serikat Ini Dapat Cuma-Cuma
Peresmian rumah hasil cetak 3D untuk April. (Sumber: Habitat for Humanity)

Bagikan:

MEDAN - Rumah cektak 3D adalah proyek pertama Habitat for Humanity di Amerika Serikat (AS). Adalah April Stringfield dan putranya yang berusia 13 tahun telah menerima kunci rumah cetak 3D mereka, hanya beberapa hari sebelum Natal.

Menariknya, April telah bermimpi menjadi pemilik rumah selama bertahun-tahun. Ibu tunggal yang tinggal di Williamsburg ini sampai harus bekerja di tiga tempat, namun belum cukup baginya untuk membeli rumah sendiri.

Rumah Cetak 3D Merupakan Usaha Patungan LSM

Dia meminta bantuan Habitat for Humanity Peninsula dan Greater Williamsburg, organisasi non-profit seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mewujudkan mimpinya memiliki rumah.

Pembangunan setiap rumah yang dibangun oleh LSM ini merupakan upaya gotong royong. Komunitas, sukarelawan, dan calon pemilik rumah berkumpul untuk membangun dan merenovasi rumah terjangkau yang dijual tanpa keuntungan dengan hipotek tanpa bunga.

Dalam hal ini, April telah bekerja selama 300 jam atas nama Habitat sebelum dia memenuhi syarat untuk memiliki rumahnya sendiri.

Kali ini, pekerjaan berkurang karena teknologi inovatif yang terlibat. LSM tersebut bekerja sama dengan perusahaan percetakan 3D Alquist. Mencetak dinding eksterior dan interior rumah seluas 111 m2 (1.200 kaki persegi) hanya membutuhkan waktu 12 jam.

Langkah ini mengurangi waktu konstruksi standar setidaknya empat minggu. Rumah baru tersebut memiliki tiga kamar tidur dan dua kamar mandi dan dibangun dari beton, kata LSM tersebut.

Menggunakan beton untuk dinding daripada kayu berarti menghemat biaya. Di AS, harga kayu telah naik 50 persen sejak pandemi dimulai. Pengeluaran April mendatang juga akan lebih hemat, karena beton mempertahankan suhu lebih efektif daripada kayu, menghemat biaya pemanasan dan pendinginan.

Selain itu, dindingnya lebih tahan terhadap kerusakan akibat angin puting beliung dan angin topan. Nantinya, rumah ini akan dilengkapi dengan panel surya untuk penghematan biaya setelah seluruh anggota keluarga pindah.

"Saya dan anak saya sangat berterima kasih. Saya selalu ingin menjadi pemilik rumah. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan," ujar April mengutip Euronews 29 Desember.

Rumah baru ini dilengkapi dengan printer 3D-nya sendiri, sehingga April dapat mencetak kenop, penutup sakelar lampu dan suku cadang lain yang dapat diganti jika diperlukan.

Untuk diketahui, Habitat for Humanity Peninsula dan Greater Williamsburg mengumpulkan dana untuk rumah tersebut dengan bantuan sponsor, kampanye crowdfunding komunitas dan turnamen golf amal.

Selain rumah untuk April, satu-satunya rumah cetak 3D lainnya saat ini sedang dibangun di Tempe, Arizona.

Artikel ini pernah tayang di VOI.ID dengan judul: Keluarga Ini Dapat Salah Satu Rumah Cetak 3D Pertama di Amerika Serikat, Disebut Hemat Biaya dan Tahan Bencana

Selain Rumah Cetak 3D, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Sumut, Berita Sumatera Utara Terkini!