Indofood Raup Laba Bersih Rp7,64 Triliun pada 2021, Konglomerat Anthony Salim Beberkan Beberapa Rencana Bagi Keberlangsungan Bisnisnya
Konglomerat Anthony Salim. (Foto: Dok. Forbes)

Bagikan:

JAKARTA - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) meraup laba bersih Rp7,64 triliun sepanjang tahun 2021 lalu. Catatan ini naik 18 persen dari perolehan laba pada tahun sebelumnya Rp6,46 triliun.

Pencapaian laba perseroan tidak lepas dari naiknya penjualan neto konsolidasian yang mencapai Rp99,35 triliun, atau naik 22 persen dari Rp81,73 triliun pada 2020.

Hal itu mendorong laba usaha meningkat 31 persen menjadi Rp16,88 triliun dari Rp12,89 triliun, dan marjin laba usaha meningkat menjadi 17,0 persen dari 15,8 persen.

Adapun marjin laba bersih Indofood mencapai 7,7 persen dibandingkan 7,9 persen di tahun 2020. Serta core profit meningkat 35 persen menjadi Rp8,05 triliun dari Rp5,96 triliun.

Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthony Salim mengatakan, di tengah-tengah tantangan global yang berkelanjutan, Indofood telah dapat mencatatkan pertumbuhan yang positif.

"Fokus kami untuk ke depannya adalah mempertahankan kinerja Indofood di pasar dalam negeri maupun di luar negeri dengan menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, termasuk menjaga kesehatan para karyawan kami," ungkap Anthony dalam keterangannya, Kamis 31 Maret.

Dalam kesempatan yang sama, entitas bisnis Indofood yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga mencatat pertumbuhan kinerja yang baik. Hingga akhir 2021, perseroan mencatatkan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 22 persen menjadi Rp56,80 triliun dari Rp46,64 triliun pada tahun 2020.

Dari catatan itu, laba usaha perseroan naik 27 persen menjadi Rp11,66 triliun dari Rp9,20 triliun, dan marjin laba usaha naik menjadi 20,5 persen dari 19,7 persen.

Sayangnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 3 persen menjadi Rp6,39 triliun dari Rp6,59 triliun di tahun sebelumnya karena rugi selisih kurs dari kegiatan pembiayaan yang belum terealisasi (dibandingkan dengan laba selisih kurs dari kegiatan pembiayaan yang belum terealisasi di tahun 2020).

Di sisi lain, marjin laba bersih ICBP mencapai 11,2 persen dibandingkan 14,1 persen di tahun 2020. Adapun tanpa memperhitungkan non-recurring items dan selisih kurs, core profit meningkat 18 persen menjadi Rp6,85 triliun dari Rp5,82 triliun.

Anthony Salim, yang juga merupakan Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP mengatakan, kinerja ICBP masih mencapai target dengan kontribusi yang baik dari kegiatan usaha di dalam negeri maupun luar negeri.

Namun dia memastikan, pihaknya akan fokus pada upaya untuk mempertahankan kinerja ICBP dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan volume penjualan dan tingkat profitabilitas, serta mempertahankan posisi neraca keuangan yang sehat.

"Terlepas dari ketidakpastian seputar pandemi, perkembangan situasi ekonomi dan geopolitik, kami akan terus memperkuat model bisnis kami agar dapat menanggapi perubahan yang terjadi secara tepat waktu," kata Anthony menjelaskan.